ASPIRASIKU - Banyak umat muslim yang mempertanyakan bagaimana hukumnya menggabung puasa Syawal dengan puasa qadha.
Apalagi bagi kaum perempuan yang setiap bulannya sudah ditetapkan Allah untuk mengalami haid, sehingga tidak bisa berpuasa di bulan Ramadhan selama kira-kira 3-8 hari.
Dengan adanya siklus haid yang dialami oleh para muslimah, maka akan berdampak kepada bolongnya waktu puasa Ramadhan.
Baca Juga: 14 Link Twibbon Gratis Hardiknas 2 Mei 2022 : untuk Status WA, Instagram dan Facebook
Karena kodratnya perempuan sudah seperti itu, maka para muslimah pastinya memiliki hutang puasa yang harus dibayar.
Adanya anjuran puasa sunnah selama 6 hari di bulan Syawal, mungkin terbersit di benak untuk berpuasa sunnah dengan menggabung niat puasa qadha.
Lantas, apakah boleh seperti itu? Bagaimana sebenarnya hukum menggabung puasa Syawal dengan puasa qadha?
Baca Juga: Ternyata Bulan Syawal Adalah Waktu Terbaik untuk Menikah! Ini Syarat untuk KUA yang Perlu Dipersiapkan
Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasannya berikut ini.
Sebelum ke penjelasan utamanya perhatikan terlebih dahulu hadist tentang keutamaan puasa Syawal berikut ini.
Dari Abu Ayyub Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164)
• Hukum Menggabung Puasa Syawal dengan Puasa Qadha
Untuk penggabungan puasa Syawal dengan Puasa Qadha ini dibedakan hukumnya dari segi sahnya ibadah dan ganjaran pahala yang didapatkan.
Jika dilihat dari sisi sahnya ibadah, yakni puasa dengan 2 niat puasa, Syawal dan qadha Ramadhan maka ibadah puasa tersebut hukumnya sah.
Akan tetapi jika dilihat dari ganjaran pahalanya, maka pahala yang diperolah hanyalah puasa qadha Ramadhan.
Baca Juga: Link Download Gratis Twibbon Hardiknas 2 Mei 2022, Cocok Dibagikan ke WA, IG, dan FB
Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah saw, yang mensyaratkan agar berpuasa Ramadhan terlebih dahulu lalu berpuasa Syawal.
Dalam madzhab Syafii, untuk menggabungan dua niat ada beberapa pandangan sebagai berikut.
Pandangan pertama: yakni niat qadha dan niat puasa enam hari Syawal, maka pahala qadha dan pahala sunnah enam hari Syawal tetap dapat.
Baca Juga: 13 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H Singkat Berbahasa Indonesia yang Menyentuh Hati
Pandangan kedua: hanya berniat qadha, sedangkan puasa Syawal diniatkan untuk ditunda setelah qadha, maka pahala yang diperoleh hanya qadha saja, sedangkan pahala puasa enam hari di bulan Syawal tidak didapatkan.
Padangan ketiga: hanya berniat qadha, namun tidak berniat puasa Syawal setelah qadha, maka pahala yang diperoleh adalah pahala qadha dan mendapatkan pahala puasa sunnah enam hari Syawal sebagai jaminan. Hal ini dikarenakan orang itu telah menyibukkan diri dengan puasa pada bulan Syawal.
Kesimpulan dari pandangan-pandangan di atas adalah barang siapa yang menginginkan pahala sempurna seperti puasa setahun penuh, hendaklah ia mendahulukan mengganti puasa Ramadhannya terlebih dahulu kemudian baru puasa Syawal.
Baca Juga: 25 Contoh Soal Seni Budaya Kelas 10 Tingkat SMA/SMK untuk UTS, Lengkap dengan Kunci Jawaban
Adapun mengggabungkan niat puasa Syawal dan niat qadha’, atau mendahulukan puasa Syawal dari qadha’, puasanya sah, namun pahala sempurna (puasa setahun penuh) tidak diperoleh.
Apabila ingin mendapatkan pahala puasa setahun penuh, maka lakukan puasa qadha untuk mengganti hutang puasa Ramadhan, kemudian baru diikuti puasa enam hari di bulan Syawal.
Jadi bagi para muslimah yang memiliki hutang puasa Ramadhan maka bayar dulu atau qadha dulu puasa Ramadhan. Karena puasa Ramadhan hukumnya wajib dan puasa Syawal hukumnya sunnah.***