ASPIRASIKU - Bulan Syaban merupakan bulan yang mulia dimana pada bulan ini kita sebagai umat muslim seharusnya memperbanyak amal ibadah.
Tidak terasa sudah hampir melewati bulan Syaban ini dan akan menuju bulan suci ramadhan, tentu banyak amalan yang bisa kita lakukan.
Lebih banyak bersedekah dan beribadah di bulan Ramadhan yang kebaikan itu akan dibalas dengan dilipatgandakan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk yang begitu giat melakukan amalan kebaikan, juga sering dilakukan di bulan Ramadhan dibandingkan waktu lainnya.
Lalu kita sebagai umat muslim bagaimana cara mempersiapkan diri dalam menyambut bulan yang dimuliakan ini.
Dilansir Aspirasiku dari laman resmi nu.or.id Berikut teks khutbah Jumat bagaimana cara memantapkan diri menyambut bulan suci ramadhan.
Baca Juga: Bunda Helvy Tiana Rosa Mengajarkan Cara Membuat Puisi hingga Tips Menang Baca Puisi
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله على نعمه فى شهر شعبان، الذى جَعَلَنَا مِنَ المسلمين الكاملين، وَأَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ سَبِيْلِ المُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Waktu terus mengalir dan tak terasa kita menghabiskan hampir menyudahi bulan Sya’ban.
Bulan suci Ramadhan pun kian dekat dan memberikan suasana batin tersendiri bagi masing-masing orang.
Ada yang bergembira dengan kehadiran bulan suci ini, Ada pula yang biasa-biasa saja Sya’ban dan Ramadhan dinilai tak jauh berbeda dari bulan-bulan lainnya.
Sikap kedua ini bermasalah karena menjadi indikasi tentang tidak sensitifnya hati kita kepada kemuliaan-kemuliaan waktu khusus yang tertuang dalam ajaran Islam.