ASPIRASIKU - Valentine merupakan hari peringatan kasih sayang yang ditetapkan setiap tanggal 14 Febuari dan sudah sangat populer di kalangan para pasangan muda.
Biasanya hari Valentine dirayakan dengan memberi cokelat dan bertukar hadiah kasih sayang antara satu sama lain, sebagai bukti rasa cinta terhadap pasangan.
Namun hari Valentine menjadi sesuatu yang berbeda di beberapa orang, karena Valentine bukan tradisi dalam agama Islam.
Tahukah kalian bahwa Valentine mempunyai menafsiran yang berbeda dalam sejarahnya? Lantas bolehkan umat Islam merayakan hari Valentine?
Berikut ini penjelasan tentang sejarah dan hukum merayakan Valentine bagi umat Islam yang dikutip Aspirasiku dari Youtube Dakwah Singkat Padat.
Baca Juga: Chord Gitar Lagu Jalan Terbaik Seventeen dari Kunci G: Ku Yakin Kita Akan Bahagia
Sejarah Valentine
Dalam sejarahnya hari Valentine berasal dari Roma Kuno pada abad ke-3 ketika pesta yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat saat itu, yaitu festival Lupercalia yang diadakan 13-15 Febuari.
Dalam perayaan itu terdapat pengorbanan yang diberikan laki-laki berupa seekor kambing dan anjing.
Kemudian kulit dari hewan yang dikorbankan itu nantinya akan dicambukan kepada wanita yang diyakini akan menambah kesuburan.
Lalu dilanjutkan dengan pengundian jodoh untuk dijadikan pasangan dalam acara tersebut.
Dalam sejarahnya, Santo Valentino yang merupakan seorang pendeta yang membantu pasangan Kristen dalam pernikahan, walaupun pernikahan itu tidak disetujui oleh kaisar Claudius II.
Baca Juga: Siapa Sih Sosok Inisial G yang Kerap Diramal Gantikan Jokowi Jadi Presiden 2024? Ternyata...
Hal itu terjadi karena pasangan tersebut melakukan pelanggaran karena bercinta sehingga mendapat pertentangan dari Kaisar.
kemudian Santo Valentino diperintahkan untuk dieksekusi. Hari eksekusi itu terjadi pada 14 Februari.