"Waktu daftar, saya masih kuat angkat karung beras sendiri. Sekarang sudah harus pakai tongkat bahkan dipapah istri saya," kenang Askar dengan senyum getir saat ditemui Humas Kemenag Sibolga, Kamis (8/5/2025).
Duka di Tengah Pandemi
Perjalanan mereka tak selalu mulus. Pandemi COVID-19 pada 2020 menjadi pukulan telak bagi usaha kecil mereka.
Penjualan menurun drastis, memaksa mereka menjual barang kebutuhan pokok secara hutang ke tetangga yang juga kesulitan.
Baca Juga: Bikin Meme Ciuman Prabowo-Jokowi, Mahasiswi ITB Terancam 12 Tahun Penjara dan Denda Rp12 Miliar
Ditambah lagi, mereka harus menanggung duka mendalam saat kehilangan salah satu anak yang menjadi tulang punggung keluarga.
Kesedihan itu sempat membuat mereka enggan melanjutkan niat berhaji. Namun, dukungan keluarga dan tetangga membuat semangat mereka kembali menyala.
Langkah Pasti Menuju Baitullah
Awal 2025 menjadi titik balik. Nama mereka diumumkan masuk dalam daftar keberangkatan JCH Kloter 23 bersama jemaah asal Medan dan Padang Lawas Utara.
Kabar itu membawa kebahagiaan yang membuncah bagi pasangan yang kini telah renta itu.
Baca Juga: Hasan Nasbi: Ucapan Prabowo Soal Perang Kini Terbukti, Perang Semakin Dekat ke Indonesia
"Rasanya seperti mimpi. Belasan tahun kami menunggu. Sekarang, saat fisik mulai rapuh, Allah tetap beri kami kesempatan," ujar Asniar dengan suara bergetar.
Kebahagiaan mereka juga menjadi kebahagiaan warga kampung. Banyak yang datang untuk mengantar dan mendoakan.
Anak-anak mereka pun bergotong-royong membantu menyiapkan perlengkapan haji.