ASPIRASIKU - Matahari belum lama terbit di ufuk timur ketika suara sirine ambulans memecah keheningan pagi di Jalan Raya Duduksampeyan, Kabupaten Gresik.
Sebuah kecelakaan maut antara Mobil Isuzu Panther dan Bus Rajawali Indah pada Kamis (10/4) pukul 05.45 WIB menyisakan kepedihan yang tak terperikan.
Tujuh nyawa yang semula hendak berangkat mengantarkan keluarga tercinta menjalankan ibadah umrah, kini harus berpulang lebih dulu—menghadap Sang Khalik sebelum sempat menjejak tanah suci.
Salah satu korban dalam mobil itu adalah Muhammad Aqib, pemuda asal Tuban yang menyimpan segudang harapan dan rencana masa depan.
Bagi Tasya, kekasih Aqib, pagi ini menjadi awal dari luka panjang yang harus diikhlaskan perlahan.
Ia hadir di RS Ibnu Sina, Gresik—bukan untuk mengantar kepergian kekasihnya ke Mekkah, melainkan untuk menatap wajah yang dulu mengukir senyum hangat, kini terbujur kaku dalam sunyi.
“Saya sudah feeling. Saya telepon terus tapi tidak ada yang angkat. Sampai akhirnya ada yang jawab dan kasih tahu kalau Aqib kecelakaan,” tutur Tasya lirih, dengan suara bergetar menahan tangis.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Aswoko, menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi akibat ban mobil Panther yang selip, sehingga kendaraan rombongan umrah asal Tuban itu kehilangan kendali dan menabrak bus dari arah berlawanan.
“Mobil Panther DK-1157-FCL melaju dari arah barat menuju timur. Kecelakaan terjadi karena mobil mengalami selip dan menabrak bus yang datang dari arah berlawanan,” ungkapnya saat memberikan keterangan kepada awak media di Polres Gresik.
Ketujuh penumpang dalam mobil dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah dilarikan ke RS Ibnu Sina.
Baca Juga: Selain SNBP dan SNBT, Inilah 5 Jalur Masuk Perguruan TInggi Negeri yang BIsa Dicoba
Takdir berkata lain, tanah suci yang menjadi tujuan, tak sempat mereka capai. Sebuah ironi: hendak mengantar pada ibadah, justru dipanggil lebih dulu untuk kembali.
