ASPIRASIKU - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpegang teguh pada tenggat waktu yang diberikan kelompok Taliban, 31 Agustus 2021 untuk selesaikan proses pengangkutan udara terhadap orang-orang Amerika yang ada di Afghanistan yang merasa terancam dan berusaha ikut serta melarikan diri.
Keputusan patuh Biden ini justru dikritik. Banyak pihak yang menyebut Biden menyerah pada tuntutan tenggat waktu yang diberikan Taliban tersebut.
“Setiap hari kami berada di lapangan adalah hari lain di mana kami tahu ISIS-K berusaha menargetkan bandara dan menyerang kami dan pasukan sekutu serta warga sipil tak berdosa,” kata Biden di Gedung Putih, merujuk pada kelompok ISIS di Afghanistan dikutip Aspirasiku 25 Agustus 2021 dari laman APNews.
"Tapi ini adalah situasi yang lemah. Kami menghadapi risiko serius akan rusak seiring berjalannya waktu," katanya.
Baca Juga: Charlie Watts Drumer Rolling Stone Meninggal Dunia
Selama beberapa hari terakhir Amerika Serikat terus meningkatkan pengangkutan udaranya.
Hal ini memicu kekhawatiran nasib ribuan orang yang takut akan pembalasan dari Taliban. Mereka semua pun berusaha melarikan diri dari negara tersebut.
Pentagon mengatakan 21.600 orang telah dievakuasi dalam 24 jam yang berakhir Selasa pagi, dan Biden mengatakan tambahan 12.000 telah diterbangkan dalam 12 jam berikutnya.
Itu termasuk penerbangan yang dioperasikan oleh militer AS serta penerbangan charter lainnya.
Baca Juga: Kasus Pemerkosaan Perempuan ODGJ Tidak Diusut
Biden mengatakan dia telah meminta Pentagon dan Departemen Luar Negeri untuk rencana darurat evakuasi yang akan menyesuaikan garis waktu untuk penarikan penuh jika itu diperlukan.
Para pejabat Pentagon menyatakan keyakinannya bahwa pengangkutan udara, yang dimulai pada 14 Agustus, dapat mengeluarkan semua orang Amerika pada Selasa depan, batas waktu yang telah ditetapkan Biden jauh sebelum Taliban menyelesaikan pengambilalihan mereka.
Taliban, yang telah merebut kembali kendali negara itu hampir 20 tahun setelah digulingkan dalam invasi pimpinan AS setelah serangan 9/11, bersikeras bahwa pengangkutan udara harus berakhir pada 31 Agustus.
Setiap keputusan Biden untuk tinggal lebih lama dapat menyalakan kembali perang antara militan dan sekitar 5.800 tentara Amerika yang melakukan pengangkutan udara di bandara Kabul.