ASPIRASIKU - Kekhawatiran akan perang baru di Eropa muncul kembali pada Kamis ketika Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina dalam beberapa hari.
Selain itu, dilansir Aspirasiku dari laman APNews, Jumat 18 Februari 2022, kekerasan meningkat setelah berlangsung lama di Ukraina Timur.
Kejadian ini pun memicu kekhawatiran. Beberapa pihak khawatir dapat memicu terjadinya perang atau konflik yang lebih luas.
Baca Juga: Manfaat Sholat 5 Waktu dan Hikmah Isra Miraj
Para petinggi dunia berlomba mencari solusi, tetapi kecurigaan antara Timur dan Barat tampaknya telah tumbuh.
Terlebih sekutu NATO menolak pernyataan Rusia, bahwa mereka menarik kembali pasukan dari latihan yang telah memicu kekhawatiran akan serangan.
Rusia diyakini telah membangun sekitar 150.000 pasukan militer di sekitar perbatasan Ukraina.
Baca Juga: Profil dan Biodata Samuel Zylgwyn, Pemeran Rangga dalam Sinetron Aku Bukan Wanita Pilihan
Kekhawatiran juga telah meningkat di Barat atas apa yang sebenarnya dilakukan Rusia dengan pasukan itu, yang mencakup sekitar 60% dari keseluruhan pasukan darat Rusia.
Kremlin menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang, tetapi telah lama menganggap Ukraina bagian dari lingkup pengaruhnya dan ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman eksistensial.
Pemerintah AS mengeluarkan beberapa peringatan paling keras dan paling rinci tentang apa yang bisa terjadi selanjutnya.
Berbicara di Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan beberapa kesimpulan intelijen AS, strategi yang diharapkan AS dan Inggris akan mengungkap dan mendahului setiap perencanaan invasi.
AS telah menolak untuk mengungkapkan banyak bukti yang mendasari klaimnya.
