Selanjutnya, lakukan riset dan kumpulkan bahan pendukung. Sebuah pidato yang baik biasanya didukung oleh fakta, data, kutipan, atau cerita yang relevan.
Riset yang mendalam akan menambah kredibilitas pembicara dan membuat audiens lebih percaya terhadap apa yang disampaikan.
Selain itu, bahan pendukung ini juga bisa membantu ketika terjadi kekosongan ide saat pidato berlangsung.
Setelah bahan terkumpul, susun kerangka pidato secara sistematis. Umumnya, pidato terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup.
Baca Juga: BRI Dukung Daya Saing UMKM Lewat Fasilitasi Sertifikasi Halal Melalui Program BRI Peduli
Di bagian pembukaan, sampaikan salam, perkenalan singkat, dan sedikit pengantar tentang topik yang akan dibahas.
Di bagian isi, bahas poin-poin utama dengan runtut, dan di bagian penutup berikan kesimpulan serta ajakan atau pesan akhir yang kuat.
Kerangka ini akan menjadi panduan agar pidato tidak melantur dan tetap terstruktur.
Latihan adalah kunci utama setelah kerangka selesai dibuat. Berlatihlah beberapa kali, baik di depan cermin, teman, atau merekam diri sendiri.
Tujuannya bukan hanya untuk menghafal, tetapi juga untuk melatih intonasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
Latihan yang rutin akan membantu seseorang merasa lebih nyaman dengan materi dan meningkatkan performa saat hari H.
Selain latihan, perhatikan juga aspek teknis seperti durasi pidato, volume suara, dan penggunaan alat bantu seperti mikrofon atau presentasi visual.
Pastikan semua perangkat yang dibutuhkan berfungsi dengan baik dan pembicara tahu cara menggunakannya.
