ASPIRASIKU – Belakangan ini topik kesehatan mental sedang naik dan dibicarakan sebagai salah satu prioritas dalam hidup, terutama Gen Z.
Gen Z dengan dinamika dan keunikan hidupnya yang berbeda dari generasi sebelumnya menekankan pentingnya kesehatan mental.
Kesehatan mental disini mencakup suasana hati, keadaan pikiran, hingga hubungan dengan sekitarnya, terutama media sosial.
Hubungan Gen Z dengan media sosial bisa rumit, seperti kebanyakan hubungan di usia 18-24 tahun.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental, Berikut 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental yang Dapat Dilakukan
Terlepas dari lokasi mereka tinggal, survei global terbaru menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat menimbulkan rasa takut ketinggalan (FOMO) atau bahkan citra fisik yang negatif.
Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat membantu dalam membangun hubungan sosial dan mengekspresikan diri.
McKinsey Health Institute (MHI) melakukan survei global terhadap lebih dari 42.000 responden di 26 negara pada tahun 2022. Survei ini menyoroti empat dimensi kesehatan: mental, fisik, sosial, dan spiritual.
Baca Juga: Seberapa Valid Hasil Kuis Psikologi Online di Internet? Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Mengikutinya
Analisis MHI bertujuan memberikan informasi tentang perbedaan dan persamaan antar generasi dan negara dalam hal kesehatan mental Gen Z.
Generasi Z cenderung lebih sering menyatakan perasaan negatif terhadap media sosial dan melaporkan kesehatan mental yang buruk dibandingkan generasi lain.
Meskipun begitu, data menunjukkan bahwa hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental sangat kompleks.
Baca Juga: Tes Kecantikan Wajah, Seberapa Valid dan Apa Efeknya Pada Mental dan Kepercayaan Diri Seseorang
Surprise-nya, generasi tua seperti baby boomer juga terlibat aktif di media sosial, setara dengan Gen Z.
Lebih dari 50 persen dari semua kelompok pengguna media sosial menyebutkan ekspresi diri dan konektivitas sosial sebagai dampak positif dari platform ini.