ASPIRASIKU - Di tengah laju digitalisasi sektor keuangan yang kian masif, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tak hanya fokus pada penguatan layanan digital, tetapi juga membangun ekosistem keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Melalui AgenBRILink, BRI membuktikan bahwa transformasi digital tidak harus meninggalkan pendekatan humanis dan kehadiran nyata di tengah masyarakat.
Dengan konsep hybrid bank—menggabungkan kekuatan teknologi digital dan jaringan fisik—BRI memperluas akses layanan perbankan ke daerah-daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Baca Juga: Viral! Bus 168 Tabrak Toko Bangunan di Jalur Rawan Kecelakaan Bayeman, Penumpang Selamat
AgenBRILink menjadi representasi nyata dari misi ini. Mereka bukan sekadar perpanjangan tangan bank, tetapi juga mitra ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Hingga Mei 2025, sebanyak 1,19 juta AgenBRILink tersebar di 67.013 desa, membukukan 443 juta transaksi hanya dalam kurun lima bulan.
Mulai dari tarik tunai, transfer dana, hingga pembayaran tagihan, para agen ini memudahkan kehidupan masyarakat yang sebelumnya harus menempuh jarak jauh demi mengakses layanan perbankan.
Namun, kontribusi AgenBRILink tak berhenti di situ. Mereka juga memberikan dampak ekonomi bagi BRI melalui sumbangan Fee Based Income sebesar Rp643 miliar.
Angka ini sekaligus mencerminkan betapa besar peran mereka dalam membangun ekonomi mikro nasional.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa keberhasilan AgenBRILink bukan kebetulan, melainkan hasil dari strategi yang terukur.
Baca Juga: BRI Catat Kinerja Positif di Tengah Ketidakpastian Global, CASA Tembus Rp934,95 Triliun
"Kami memperkuat infrastruktur digital agar transaksi di tingkat agen semakin andal dan aman," ungkapnya.
Selain itu, BRI juga memperkaya fitur layanan, memungkinkan para agen untuk melayani pembelian asuransi mikro, setoran pinjaman, hingga referral pembukaan rekening tabungan.
