Jakarta, ASPIRASIKU — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya terhadap keuangan berkelanjutan dengan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam strategi bisnis.
Hal ini ditunjukkan melalui pencapaian 65,46% pendapatan berbasis bunga dan biaya layanan sepanjang 2024 yang dikategorikan sebagai SDGs-linked revenue, sejalan dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sejak 2023, BRI secara proaktif melakukan pemetaan dan pelaporan pendapatan yang berkontribusi langsung pada pencapaian SDGs melalui laporan keberlanjutan (Sustainability Report).
Langkah ini bertujuan untuk mengukur dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari produk, layanan, serta aktivitas bisnis perseroan.
Baca Juga: JP Morgan Tambah 117 Juta Saham BRI, Sinyal Kuat Kepercayaan Investor Global di Tengah Tekanan Pasar
Pada 2024, kontribusi terbesar berasal dari SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan porsi 48,09% dari total SDGs-linked revenue.
Capaian ini didorong oleh penyaluran pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi fokus utama BRI.
Total pembiayaan UMKM BRI mencapai Rp698,66 triliun, yang mencakup pembiayaan mikro, kecil, serta program pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"UMKM mencakup lebih dari 97% dari 65 juta pelaku usaha di Indonesia, menyumbang 61% terhadap PDB, dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja. Maka dari itu, keberpihakan BRI pada sektor ini merupakan kunci penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif," ujar Direktur Human Capital & Compliance BRI, A. Solichin Lutfiyanto.
Selain itu, jaringan AgenBRILink yang telah mencapai lebih dari 1 juta agen hingga akhir 2024 juga turut mendorong inklusi keuangan di daerah terpencil.
AgenBRILink memungkinkan masyarakat mengakses layanan perbankan sekaligus memperoleh pendapatan tambahan dari skema bagi hasil transaksi.
BRI juga mencatat kontribusi terhadap SDG 2: Tanpa Kelaparan, dengan 12,43% pendapatan SDGs-linked berasal dari pembiayaan sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Dukungan ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani melalui akses keuangan yang inklusif.
