Serpong, Tangerang Selatan, ASPIRASIKU – Perjalanan Lina S. Rahmania dalam membangun Sanrah Food menjadi bukti nyata bahwa ketekunan dan dukungan yang tepat mampu membawa UMKM naik kelas hingga ke pasar internasional.
Bermula dari keinginan mencari kesibukan setelah sang suami pensiun pada 2015, kini produk-produk makanan beku racikannya berhasil dikenal luas, bahkan dipamerkan di ajang internasional.
Lina memulai usahanya dengan membuka Warung Bebek Mas Yogi di Jakarta, terinspirasi dari usaha milik sang adik.
Namun, setelah setahun mengelola warung makan dan merasakan tantangan operasional seperti pengelolaan karyawan dan fluktuasi pelanggan, ia memutuskan beralih ke usaha makanan beku.
Baca Juga: Profil Zohran Mamdani: Anak Imigran, Muslim, dan Sosok Antitesis Trump yang Siap Pimpin New York
“Saya lihat risikonya lebih kecil dan bisa lebih fleksibel. Produk pertama saya adalah bebek ungkep lengkap dengan sambal botolan,” jelas Lina.
Seiring waktu, Sanrah Food berkembang pesat. Dapur produksinya kini menghasilkan sekitar 20 varian produk, termasuk ayam ungkep, paru pedas, cumi mercon, dan berbagai jenis sambal kemasan.
Produk unggulannya, Sambal Hj Lina, bahkan menjadi salah satu andalan ekspor.
Sanrah Food tidak hanya berjaya di pasar domestik, tetapi juga mulai merambah pasar global.
Baca Juga: Mahasiswi UNS Diduga Lompat ke Bengawan Solo, Tinggalkan Surat Permintaan Maaf
Pada April 2025, Lina berpartisipasi dalam FHA Food & Beverage Expo di Singapura, berkat dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Saya mulai ikut expo bersama BRI sejak 2020. Saya sangat bersyukur dan bangga bisa lolos kurasi, apalagi hanya 20 UMKM yang terpilih mewakili Indonesia di Singapura,” ungkap Lina.
Lina menilai BRI sebagai mitra strategis yang sangat peduli terhadap pertumbuhan UMKM.
Ia telah mendapatkan berbagai bentuk pendampingan, termasuk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pelatihan usaha, serta dukungan penuh saat mengikuti pameran.