BRI Turunkan Rasio NPL Menjadi 2,90% Hingga Kuartal III 2024, Berkat Pengelolaan Aset yang Ketat

photo author
- Rabu, 13 November 2024 | 09:27 WIB
Kredit Macet Menurun, Direktur Utama BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Kualitas Aset (Dok. BRI)
Kredit Macet Menurun, Direktur Utama BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Kualitas Aset (Dok. BRI)

ASPIRASIKU – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melaporkan penurunan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) menjadi 2,90% per September 2024.

Angka ini menunjukkan peningkatan kualitas kredit BRI dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana NPL tercatat sebesar 3,07%.

Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa selain menurunkan rasio NPL, BRI juga berhasil mengurangi tingkat kredit yang mengalami downgrade atau penurunan kualitas ke kategori “kurang lancar” dan “macet”.

Baca Juga: Kopi Lampung Siap Go Ekspor! Ayo Bergabung dalam Pelatihan Kopi Go Export, Buka Jalan UMKM Menembus Pasar Dunia

Secara kuartalan (qoq), nilai kredit yang mengalami downgrade berkurang sekitar Rp750 miliar.

Sunarso menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari pengelolaan kualitas aset yang lebih baik melalui pendekatan berlapis di tiga tahapan utama: front end, mid end, dan back end.

"Di front end, tim pemasaran tetap mendorong pertumbuhan kredit, namun kami menerapkan seleksi ketat dengan memperketat kriteria penerimaan risiko (risk acceptance criteria) dan proses underwriting, serta mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik," kata Sunarso dalam acara Money Talks Power Lunch di CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).

Baca Juga: Muhammad Rakha Dizionario, Wisudawan Termuda ITB Berusia 19 Tahun dengan Riset tentang Potensi Pasir Besi Cidaun

Pada mid end, BRI memastikan kualitas kredit yang sudah berada di neraca tetap terjaga dengan memperkuat sistem pemantauan (monitoring) dan meningkatkan kesadaran risiko (risk awareness).

Selain itu, BRI juga secara berkala melakukan stress testing untuk mengantisipasi potensi gejolak dalam portofolio kreditnya, terutama di segmen UMKM yang menjadi fokus utama bank pelat merah ini.

Di tahap back end, Sunarso menyatakan bahwa kredit yang tidak dapat diselamatkan akan menjalani proses restrukturisasi.

Baca Juga: BRI Catat Penyaluran Kredit Rp1.353,36 Triliun hingga Triwulan III 2024, NPL Membaik ke 2,90 Persen

Jika restrukturisasi awal tidak berhasil, BRI mempercepat proses pemulihan (recovery) sebagai bagian dari model bisnis di segmen mikro.

Sunarso menekankan pentingnya strategi ini dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit yang sehat dan pengelolaan risiko kredit macet.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X