ASPIRASIKU – Kabar gembira untuk para guru dan dosen Agama Hindu. Pasalnya Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) akan menggelontorkan beasiswa bernilai total Rp3,9 miliar rupiah di tahun 2022 mendatang.
Pada tahun 2021 ini program serupa sudah berjalan. Namun saat ini Kemenag tengah menyiapkan target untuk tahun 2022. Harapannya bisa menjangkau sampai ke pelosok daerah.
Hal ini seperti yang disampaikan Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2021.
Menurutnya program beasiswa untuk guru dan dosen Agama Hindu ini sudah berjalan. Terutama program tahun 2021 ini.
Sementara itu, pihaknya juga tengah menyiapkan informasi untuk tahun 2022 mendatang.
Baca Juga: Pakcoy Trending di Twitter, Ini Khasiat dan Cara Mudah Menanamnya
“Untuk tahun 2021 program ini sudah berjalan. Kita sangat berharap informasi ini bisa tersampaikan sampai ke pelosok daerah, agar tahun 2022 nanti semakin banyak guru dan dosen agama Hindu yang terbantu,” ungkap Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto, dikutip Aspirasiku dari laman Kemenag.go.id.
Dijelaskannya, program beasiswa pada tahun 2021 ini menyasar 117 tenaga pendidik Hindu. 117 tenaga pendidik tersebut tersebar di 12 perguruan tinggi di tujuh provinsi.
Ke 7 provinsi yang menjadi tempat pemberian beasiswa para tenaga pendidik antara lainnya, Lampung, Bali, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Anggaran beasiswa tahun 2021 ini disebut Tri Handoko meningkat disbanding tahun sebelumnya 2020. Pada tahun 2020 anggaran yang digelontorkan hanya sebesar Rp2 miliar dan hanya bisa menjangkau 55 tenaga pendidik dari 10 perguruan tinggi di enam provinsi di Indonesia.
“Sebelumnya kami sering mendapat keluhan soal kurangnya guru dan dosen agama Hindu, harapannya penguatan program ini bisa menjawab persoalan tersebut,” katanya.
Ia menyebutkan saat ini Indonesia sedang kekurangan tenaga pendidik untuk Agama Hindu. Maka itu, program beasiswa ini diharapkan bisa menjadi solusi.
“Saat ini kita tidak hanya sedang kekurangan tenaga pendidik, di lapangan masih banyak kita temukan guru-guru pelajaran Agama Hindu yang bahkan belum lulus sarjana. Ini kan masalah,” kata dia.