ASPIRASIKU - Inilah salah satu peribahasa dalam bahasa Lampung yang bisa digunakan untuk menyindir seseorang, baik saudara atau sahabat yang pemalas.
Peribahasa dalam bahasa Lampung ini tak sekadar menyindir yang pemalas, namun mencoba mengingatkan bahwa seorang pemalas tak akan pernah bisa sukses.
Salah satu peribahasa ini disampaikan Prof. Admi Syarif, PhD gelar Radjo Mergo, tokoh masyarakat Lampung yang juga merupakan akademisi Universitas Lampung.
Dijelaskan Admi Syarif, Ulun Lampung memang dikenal sangat baik hati atau dalam bahasa Lampung wawai atei.
Selain itu, lanjut Admi Syarif, Ulun Lampung atau orang Lampung juga kaya dengan budaya, adat-istiadat, mulai dari pakaian, rumah, kerajinan, bahasa hingga sastra lisan.
Salah satu yang sangat indah, kata dia adalah keberadaan Peribahasa dalam bahasa Lampung termasuk dalam sastra lisan.
Untuk itu, dijelaskan oleh Admi Syarif, peribahasa dalam bahasa Lampung yang indah dan memiliki makna yang luar biasa berguna untuk kehidupan, misalnya saja;
“Tigeh bughak asahan, besei mak munih tajem.”
Yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah sampai (tua/buruk/rusak) batu asahan, golok (yang diasah) tidak juga tajam.
Baca Juga: Rasa Nikmat Harga Merakyat, Inilah Warung Kopi Akong Singkawang Kalimantan Barat
"Peribahasa ini biasa digunakan untuk menyindir saudara atau sahabat yang pemalas," kata Admi Syarif.
"Berhati-hari hingga berbulan-bulan dinasihati agar lebih rajin, namun tak juga dikerjakan," tambahnya untuk menjelaskan peribahasa di atas.