Ini Menurut Pakar UNAIR Soal Wacana Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Pendidikan Nasional

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 16:00 WIB
Ilustrasi pembelajaran bahasa isyarat yang nantinya akan masuk kurikulum pendidikan.    (Pixabay/Moondance)
Ilustrasi pembelajaran bahasa isyarat yang nantinya akan masuk kurikulum pendidikan. (Pixabay/Moondance)

“Dalam proses belajar dan mengajarkan bahasa isyarat tidak boleh sembarangan orang. Idealnya belajar dari yang sudah terverifikasi. Tidak adil jika membuat kebijakan tanpa melibatkan mereka,” tuturnya.

Menuju Pendidikan Inklusif

Lebih jauh, Mutia menyampaikan bahwa agar wacana bahasa isyarat dalam kurikulum dapat terimplementasi dengan baik, seluruh aspek pendidikan perlu disiapkan secara menyeluruh.

Mulai dari kesiapan tenaga pendidik, kurikulum yang adaptif, hingga penerimaan peserta didik tuli di sekolah umum.

Baca Juga: LOWONGAN KERJA PT Pamapersada Nusantara Dibuka Hingga 17 Oktober 2025, Inilah Persyaratannya

“Pendidikan inklusif artinya bukan lagi hanya di SLB atau lembaga khusus. Teman-teman tuli juga harus bisa belajar di lingkungan pendidikan yang terbuka dan setara,” terangnya.

Kendati belum terealisasi, Mutia optimistis kebijakan ini suatu saat akan terwujud.

Ia menilai, masuknya bahasa isyarat dalam kurikulum akan menjadi langkah awal menuju pendidikan yang inklusif dan berkeadilan bagi semua.

“Harapannya, jika kedua belah pihak saling memahami, kondisi inklusif bisa tercapai. Di sisi lain, masyarakat umum pun dapat menumbuhkan rasa empati yang lebih tinggi terhadap keberagaman,” pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: unair.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X