ASPIRASIKU - Tradisi minum tuak, kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa sebelum datangnya wali songo, diluruskan oleh para wali dengan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian serta pelan-pelan dan bertahap. Metode ini disebut dengan…
Inilah penjelasan yang bisa dipahami tentang metode yang digunakan dalam metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian, serta pelan-pelan dan bertahap.
Tradisi minum tuak, kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa sebelum datangnya wali songo diluruskan oleh para wali dengan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian serta pelan-pelan dan bertahap. Metode ini disebut dengan dakwah bil hikmah.
Baca Juga: TERJAWAB, Bagaimana Perubahan Sosial Budayanya Jika Suatu Masyarakat Menutup Diri dari Dunia Luar?
Dakwah bil hikmah memiliki beberapa ciri khas, yaitu:
1. Kelembutan dan kedamaian: Para wali tidak memaksakan kehendak mereka kepada masyarakat.
Mereka berusaha untuk memahami budaya dan tradisi masyarakat setempat, dan kemudian mencari cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan nilai-nilai yang sudah ada.
2. Pelan-pelan dan bertahap: Para wali menyadari bahwa perubahan membutuhkan waktu.
Baca Juga: HATI-HATI! Ini Percakapan yang Tanpa Disadari Buat Sakit Hati Tetangga
Mereka tidak berusaha untuk mengubah masyarakat secara drastis, tetapi berusaha untuk membangun kepercayaan dan pengertian terlebih dahulu.
3. Penyesuaian budaya: Para wali menggunakan berbagai metode dakwah yang sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Mereka menggunakan seni, musik, dan tradisi lisan untuk menyebarkan pesan Islam.
Baca Juga: Cara Menghitung Nilai Soal 20 dan Essay 5, Langkah Mudah Gunakan Cara-cara Ini
Dakwah bil hikmah terbukti menjadi metode yang sangat efektif untuk menyebarkan Islam di Jawa. Dalam beberapa dekade, Islam menjadi agama mayoritas di pulau tersebut.