ASPIRASIKU - Tradisi minum tuak, kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa sebelum datangnya wali songo, diluruskan oleh para wali dengan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian serta pelan-pelan dan bertahap. Metode ini disebut dengan
Metode dakwah yang digunakan para Wali Songo untuk meluruskan tradisi minum tuak, kepercayaan animisme, dan dinamisme pada masa sebelum datangnya mereka, dengan penuh kelembutan, kedamaian, dan secara pelan-pelan serta bertahap, disebut dengan dakwah bil hikmah.
Dakwah bil hikmah memiliki beberapa ciri khas, yaitu:
Baca Juga: BAHAGIA dan LANGGENG! Selasa Pahing Menikah dengan Rabu Legi Menurut Primbon Jawa
1. Pendekatan yang penuh kelembutan dan kasih sayang: Para Wali Songo tidak pernah memaksakan kehendak mereka kepada masyarakat.
Mereka selalu berusaha untuk memahami dan menghargai tradisi dan kepercayaan yang sudah ada di masyarakat.
2. Penggunaan media yang kreatif dan menarik: Para Wali Songo menggunakan berbagai media yang kreatif dan menarik untuk menyampaikan dakwah mereka, seperti wayang kulit, gamelan, tembang, dan seni ukir.
Baca Juga: PT JMS Batam Buka Lowongan Kerja di Mei 2024, Ada 3 Posisi yang Tersedia!
Hal ini membuat dakwah mereka mudah diterima oleh masyarakat.
3. Penyesuaian dengan budaya lokal: Para Wali Songo tidak berusaha untuk menghapus budaya lokal yang ada di masyarakat.
Sebaliknya, mereka berusaha untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan budaya lokal sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat.
4. Kesabaran dan keteguhan: Dakwah bil hikmah membutuhkan kesabaran dan keteguhan yang luar biasa.
Para Wali Songo membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengubah tradisi dan kepercayaan masyarakat.