ASPIRASIKU - Berikut ini adalah penjelasan dan alasan mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan?
Mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan?
Untuk diketahui, Sriwijaya, sebuah entitas sejarah yang merajai jalur laut Nusantara pada masanya, memiliki julukan yang menarik perhatian: kedatuan, bukan kerajaan.
Baca Juga: Renungan Harian 30 Januari 2024: Jangan Biarkan Lingkungan di Sekitar Memengaruhi Kondisi Hati Kita!
Meskipun secara internasional sering diakui sebagai kerajaan maritim, sebenarnya Sriwijaya menerapkan sistem monarki kedatuan yang menggambarkan struktur pemerintahannya.
Sriwijaya tidak dikepalai oleh seorang raja, tetapi oleh seorang pemimpin yang disebut Datu.
Sistem ini dikenal sebagai monarki kedatuan, di mana kekuasaan dan kepemimpinan diorganisir dengan menekankan konsep kedatuan.
Baca Juga: Kiprah Orang Palembang (1): Dari Sriwijaya untuk Nusantara
Datu memimpin Sriwijaya, dan wilayahnya terbagi menjadi beberapa bagian yang dikenal sebagai Mandala.
Konsep Mandala merujuk pada pembagian wilayah administratif di Sriwijaya.
Pemerintahan Mandala diatur oleh seorang pemimpin yang disebut Datu Mandala.
Baca Juga: Mengapa Peranan Pemerintah Sangat Penting dalam Mengembangkan IPTEK di Indonesia? Ini Alasannya
Posisi Datu Mandala berada di bawah Datu Maharaja, menciptakan hierarki yang jelas dalam struktur pemerintahan Sriwijaya.
Datu Mandala bertanggung jawab atas wilayah tertentu di bawah pemerintahan Sriwijaya.