ASPIRASIKU - Alih-alih memberikan solusi kelangkaan minyak belakangan ini, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan petani kepala sawit dianggap pencitraan.
Hal demikian dinilai dengan adanya sinyal kuat yang disampaikan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.
Presiden Jokowi sendiri bertemu dengan para petani kelapa sawit pada Rabu, 23 Maret 2022 kemarin, di Istana Merdeka yang membahas tentang kelangkaan minyak goreng.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai Mendag Muhammad Lutfi memberikan sinyal mengenai mafia yang diakui olehnya.
Namun Jokowi menyatakan bahwa ia sendiri sudah mengetahui mafia tersebut, mulai dari minyak goreng, gula, bawang dan segala macamnya.
"Pak Lutfi mau kasih sinyal pak Jokowi lebih paham masalah ini, jadi dia menyerahkan permasalahannya pada pak Presiden untuk menyelesaikan masalah ini," kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtubenya.
Baca Juga: Tak Pernah Puas saat Berhubungan Intim, Yuni Shara Suka Pakai Alat Ini
Alih-alih bisa mengatasi mafia minyak seorang diri, Jokowi justru bertemu dengan petani kelapa sawit.
"Kemudian Presiden menganggap ya mafia susah juga bagi Jokowi karena banyak dokumen yang bisa menunjukkan bahwa Jokowi diasuh oleh mafia. Kira-kira begitu jalan pikiran publik, bukan menuduh ya kenapa pak Jokowi tidak mampu menghadapi mafia," ujar Rocky Gerung.
Oleh karenanya karena masalah mafia minyak belum terselesaikan, pertemuan dengan petani kelapa sawit tersebut dianggap sebagai pencitraan.
Baca Juga: Jadwal TV Jumat, 25 Maret 2022 RCTI, Trans TV, dan Trans 7: Saksikan Ikatan Cinta hingga Lapor Pak!
"Ini kan petani kelapa sawit juga konsumen minyak goreng yang sebetulnya juga kalau setiap pergi ke pasar mencari harga yang masuk akal," kata dia.
"Jadi ini hal yang tidak tepat sebetulnya yang dilakukan Presiden. Presiden melakukan sesuatu seolah-olah mau kasih sinyal bahwa dia pro petani kelapa sawit, bukan di situ masalahnya," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Sinopsis My Nerd Girl Episode 7 Terbaru: Rea Wujudkan Keinginan Terbesar Fara
