ASPIRASIKU - Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera membuka bab baru persoalan lama: praktik mafia hutan yang terus membayangi kawasan hulu.
Selain membawa lumpur dan material rumah, banjir juga menyeret kayu gelondongan dalam jumlah besar, terutama di Tapanuli Selatan, yang memicu kecurigaan publik terhadap aktivitas ilegal di kawasan hutan.
Arus banjir yang membawa puluhan hingga ratusan batang kayu bulat terekam jelas dalam video yang viral di media sosial.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan menyebut Tapanuli Selatan menjadi wilayah terdampak paling parah akibat hantaman kayu-kayu tersebut.
Baca Juga: Pembersihan Material Banjir dan Longsor Dipercepat, Akses Aceh–Sumbar Diharakpan Mulai Pulih
Polri dan Kemenhut Bergerak: Investigasi Dimulai
Menjawab tekanan publik, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar pertemuan khusus untuk mengoordinasikan investigasi asal-usul kayu gelondongan yang terseret banjir.
Raja Juli mengungkapkan bahwa kementeriannya telah mengantongi data awal hasil pemindaian drone di sejumlah titik terdampak.
Sampel kayu yang diuji menunjukkan kesesuaian dengan jenis kayu yang tumbuh di area hulu.
“Keingintahuan publik tentang asal-usul material kayu itu sudah kami respons,” ujar Raja Juli, Kamis (4/12).
Baca Juga: Kemarahan Titiek Soeharto Meledak di DPR: Truk Kayu Setelah Banjir Itu Menyakiti Hati Rakyat!
Bekas Potongan Gergaji Perkuat Dugaan Illegal Logging
Temuan yang paling menguatkan dugaan pembalakan liar adalah pola bekas potongan gergaji pada kayu. Raja Juli menyebut kayu-kayu tersebut tidak berasal dari pohon tumbang alami.
Hal ini diperkuat Kapolri Listyo Sigit. “Ditemukan kayu terpotong rapi dengan senso,” kata Listyo.