Dunia Hadapi Krisis Air, Indonesia Terancam Gagal Capai Indonesia Emas 2045

photo author
- Senin, 18 Agustus 2025 | 07:00 WIB
Retno Lestari Priansari Marsudi selaku Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB (ugm.ac.id)
Retno Lestari Priansari Marsudi selaku Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB (ugm.ac.id)

Yogyakarta, ASPIRASIKU – Dunia tengah menghadapi tantangan serius terkait keberlanjutan sumber daya air.

Pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan, hingga perubahan iklim semakin memperparah kondisi tersebut.

Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Lestari Priansari Marsudi, mengingatkan bahwa hampir seluruh negara di dunia kini menghadapi ancaman krisis air.

Baca Juga: Pentingnya Menabung Dana Pensiun, Begini Patokan Tabungan di Usia 50

“Data PBB menunjukkan lebih dari 2,2 miliar orang atau sekitar 1 dari 4 penduduk dunia tidak memiliki akses ke sumber air yang aman. Sementara itu, lebih dari 3,5 miliar orang atau sekitar 4 dari 10 penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak,” ujar Retno dalam Focus Group Discussion (FGD) dan seminar bertajuk Water Security di ruang Multimedia Gedung Pusat UGM, Jumat (15/8).

Menurutnya, bencana terkait air setiap tahun menimbulkan kerugian hingga 550 miliar dolar, dengan 95% kerusakan infrastruktur di dunia disebabkan oleh banjir, kekeringan, maupun pencemaran.

“Kita menghadapi tiga tantangan besar lain soal air, too much (banjir), too little (kekeringan), dan too polluted (pencemaran),” jelasnya.

Baca Juga: Pertemuan Trump-Putin di Alaska, Mobil Dinas Kepresidenan AS The Beast Jadi Sorotan, Ternyata Gara-gara Ini...

Retno menambahkan, Indonesia juga tidak lepas dari persoalan ini. Data menunjukkan kebutuhan air nasional akan meningkat 31% pada tahun 2045.

Jika tidak terpenuhi, kondisi tersebut berpotensi menghambat pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2045.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Retno menawarkan beberapa solusi.

Pertama, inovasi dan implementasi teknologi air mulai dari efisiensi penggunaan sehari-hari hingga sektor pertanian dan industri.

Baca Juga: Garam vs Micin, Mana yang Lebih Berisiko bagi Kesehatan?

Kedua, memperkuat sumber daya manusia (SDM) di bidang air.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X