Petani Kalsel Mengeluh Harga Gabah Anjlok, Mentan Amran Singgung Peran Mafia dan Serukan Kolaborasi

photo author
- Senin, 21 April 2025 | 12:00 WIB
Pengamat Pertanian AEPI, Khudori (kiri) dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman (kanan).  ((YouTube.com / Q&A METRO TV))
Pengamat Pertanian AEPI, Khudori (kiri) dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman (kanan). ((YouTube.com / Q&A METRO TV))

ASPIRASIKU — Keluhan petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) soal sulitnya menjual gabah ke Badan Urusan Logistik (BULOG) tengah ramai diperbincangkan.

Harga jual gabah yang hanya mencapai Rp5.000 per kilogram (kg), jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kg, memicu keresahan para petani.

Masalah ini mendapat sorotan dari Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori.

Dalam dialognya bersama Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, yang ditayangkan dalam program Q&A Metro TV pada Senin (21/4), Khudori mempertanyakan kesulitan petani dalam mengakses BULOG.

Baca Juga: Ricky Siahaan Gitaris Seringai Meninggal Dunia di Jepang Karena Serangan Jantung

"Tanggal 18 Maret 2025 kemarin, Bapak (Amran) ke Tanah Laut, ke Kalimantan Selatan? Dan menemukan ada keluhan dari petani yang kesulitan untuk berhubungan dengan BULOG," ucap Khudori kepada Mentan Amran.

Ia juga menyinggung bahwa wewenang pengelolaan BULOG sebenarnya bukan berada di bawah Kementerian Pertanian, melainkan di sektor perdagangan dan ketahanan pangan.

"Nah, pertanyaan publik, Pak, BULOG itu bukan otoritasnya Menteri Pertanian, urusan pasar juga bukan urusan Kementerian Pertanian. Bisa dijelaskan?" lanjutnya.

Baca Juga: Hotman Paris: ‘Paula, Chat Aku! Kamu Bisa Jadi Aspri Khusus’ – Apa Maksudnya?

Menanggapi hal tersebut, Amran menyampaikan bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga untuk menyelesaikan berbagai persoalan nasional.

"Visi presiden kita (Prabowo), kita dibawa kolaborasi. Sukses tidak bisa sendirian, harus kolaborasi semua pihak," ujar Amran.

Lebih lanjut, Amran juga menyoroti adanya celah yang dimanfaatkan oleh oknum mafia pertanian di tengah tingginya produksi dan stok beras nasional.

Baca Juga: Ada Penyakit Kritis Tak Bisa Disembuhkan, Ini Alasan di Balik Perceraian Baim Wong dan Paula Verhoeven?

"Beras produksi tinggi, naik 52 persen. Itu bukan kata saya, tapi BPS (Badan Pusat Statistik). Stoknya hari ini 2,2 juta ton, ini mungkin tertinggi. Nah, celah ini kadang dimanfaatkan mafia. Produksi rendah, harga naik. Stok kurang, harga naik. Semoga celah ini tidak ada lagi," tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X