ASPIRASIKU - Selama berbulan-bulan, warga Kelurahan Sukaraja dan Way Lunik terdampak debu Batubara dari stockpile yang berada di daerah tersebut. Debu ini membuat mereka mengalami berbagai penyakit. Mulai dari batuk, sesak nafas hingga sakit tenggorokan.
Tak tahan lagi dengan terpaan debu batubara, puluhan warga dari dua daerah menggelar aksi unjuk rasa. Mereka menuntut stockpile batubara di daerah mereka ditutup. Aksi itu digelar di pinggir jalan Yos Sudarso Kecamatan Bumi Waras, Jumat 22 Desember 2023.
Warga mengungkapkan dampak buruk yang dialami sejak dua stockpile Batubara yaitu PT SME dan PT GML berdiri. Banyak warga yang mengalami batuk, tenggorokan kering, dan gangguan pernapasan.
Baca Juga: Madrid Menang Tipis Atas Alaves di La Liga, Luka Modric Jadi Pahlawan
Hal itu disampaikan salah satu peserta aksi yaitu Guntoro, perwakilan dari warga Way Lunik. Ia mengatakan debu stockpile membuat daerah itu tercemar dan kotor dan warga mengalami gangguan saluran pernapasan.
“Banyak warga di sini terkena penyakit pernapasan, yang paling ditakutkan juga dampaknya pada anak-anak kita, karena tiap hari menghirup debu batubara bisa terkena ispa,” kata Guntoro kepada awak media.
Selain itu, warga saat ini bahkan harus mengepel rumahnya 3 sampai 4 kali sehari lantaran banyaknya debu yang menempel di lantai.
Guntoro mengatakan debu batubara ini mulai mengganggu kehidupan warga sejak bulan Juni 2023. Lokasinya yaitu di Sukaraja RT 05 dan RT 06. Sementara di Way Lunik dari RT 01 hingga RT 05.
“Debunya mulai massif sejak bulan Juni masyarakat merasa terganggu karena debu banyak banget. Lokasinya kan memang berada d sekitar lingkungan Masyarakat. Kalau sudah ada angin laut debunya itu bisa kemana-mana,” jelas dia.
Selain itu, para pelaku usaha makanan dan minuman jadi korban paling dirugikan. Karena tidak ada lagi orang yang mau berbelanja di daerah tersebut.
“Karena debunya stockpile itu nempel di tempat-tempat makan mereka. Jadi ini sangat merugikan,” ujarnya.
Untuk itu, warga dari dua daerah meminta stockpile batubara dipindah ke daerah lain dan jangan lagi melakukan operasional. Karena warga sudah tak tahan menghirup debu batubara selama berbulan-bulan.
“Kami minta dibersihkan, jangan ada lagi stockpile batubara di sini. Karena masalah itu datangnya sejak ada stockpile. Kita minta itu direlokasi ke tempat lain jangan di dekat pemukiman masyarakat apalagi di tempat yang padat penduduk,” tandasnya.
Terkait tuntutan warga, Camat Bumi Waras Budi Apriyanto mengatakan Walikota Eva Dwiana sudah meminta agar pengusaha Batubara memiindahkan stockpilenya keluar dari wilayah Way Lunik dan Sukaraja.