Lumajang, ASPIRASIKU – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali memasuki fase aktivitas tinggi yang memicu pengetatan zona bahaya di sejumlah sektor rawan pada Sabtu, 22 November 2025.
Badan Geologi Kementerian ESDM menetapkan jalur Besuk Kobokan hingga radius 20 kilometer dari puncak sebagai area terlarang karena ancaman awan panas dan aliran lahar yang masih sangat mungkin terjadi.
Pada Sabtu dini hari, Semeru menghembuskan asap putih setinggi sekitar 1.000 meter dari kawah utama.
Rekaman CCTV di Desa Oro-oro Ombo memperlihatkan jelas semburan lava pijar yang meluncur dari puncak, disertai suara letusan berulang yang menggema hingga lereng gunung.
Baca Juga: Pilot Ungkap Detik-Detik Mesin Pesawat Mati di Udara sebelum Mendarat Darurat di Sawah Karawang
Cahaya merah yang membelah langit malam memperkuat indikasi bahwa gunung api tertinggi di Jawa tersebut berada dalam fase erupsi berkelanjutan.
Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Semeru Badan Geologi, Yasa Suparman, mengimbau warga tetap berada di zona aman.
“Semeru masih dalam aktivitas erupsi yang berbahaya. Kemarin masih terjadi awan panas, gempa letusan, dan banjir lahar,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Aktivitas Kegempaan Meningkat
Berdasarkan laporan Badan Geologi pada Jumat, 21 November 2025, visual Semeru terlihat jelas meski sesekali tertutup kabut.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Bongkar Jaringan Penyelundupan Balpres Ilegal Senilai Rp4 Miliar
Asap kawah tampak berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Aktivitas kegempaan menunjukkan peningkatan signifikan dengan 157 gempa letusan beramplitudo 10–22 mm dan durasi 58–185 detik.
Selain itu tercatat 17 gempa guguran, 19 gempa hembusan, 1 gempa vulkanik dalam, 6 gempa tektonik jauh, serta 1 gempa getaran banjir berdurasi 6.499 detik.