Semeru Masih Level Awas, PVMBG Perketat Radius Bahaya dan Peringatkan Risiko Lahar Dingin

photo author
- Minggu, 23 November 2025 | 06:25 WIB
Menyoroti fakta terkini terkait bencana erupsi pada kawasan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. (X.com@WeatherMonitor)
Menyoroti fakta terkini terkait bencana erupsi pada kawasan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. (X.com@WeatherMonitor)

Material vulkanik yang terus menumpuk dinilai menjadi faktor pemicu.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Perpanjang Pencekalan Roy Suryo dan 7 Tersangka Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Jokowi

“Yang kami khawatirkan saat ini adalah potensi bencana kedua. Erupsi masih terjadi 36 hingga 45 kali dalam 12 jam," jelas Hadi.

Material tersebut berpotensi terbawa hujan deras menuju aliran sungai berhulu di puncak Semeru.

PVMBG menyebut lereng dan puncak gunung kini dipenuhi material vulkanik yang mudah runtuh.

Aktivitas masyarakat, termasuk penambang pasir, dilarang keras berada dalam radius 20 kilometer arah tenggara hingga selatan.

Baca Juga: Sejumlah Tokoh Walk Out dari Audiensi Ijazah Jokowi, Sri Radjasa Soroti Ketatnya Penjagaan dan Sikap Jimly

Area steril 8 kilometer dari puncak juga tetap diberlakukan untuk menghindari lontaran batu pijar.

Awan Panas Meluncur 5,5 Kilometer

Kondisi kritis ini bermula dari erupsi besar pada 19 November 2025. Warga sekitar lereng sempat panik saat guguran awan panas meluncur deras dari puncak.

Kepala BPBD Lumajang, Isnugroho melaporkan bahwa awan panas tersebut menjangkau sejauh 5,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan.

Kolom abu pekat membumbung ke arah barat laut hingga utara, disertai amplitudo seismograf 40 milimeter dengan durasi erupsi 16 menit 40 detik.

Baca Juga: CBA Pertanyakan LHKPN Plt Dirut Bank BJB, Gubernur Jabar Diminta Teliti Ulang Harta Ayi Subarna

“Gunung Semeru luncurkan awan panas guguran sejauh 5,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan,” ujarnya.

Hingga kini, aktivitas erupsi Semeru masih menjadi dasar penetapan status Awas, dengan imbauan kuat agar warga tidak memaksakan diri berada di zona rawan bencana.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X