ASPIRASIKU - Banyak pertanyaan mencuat alasan mengapa pengungsi Rohingya kabur dari Kamp Bangladesh, padahal mereka sudah mendapatkan jatah makan sebesar Rp124 ribu per harinya.
Awalnya lebih dari satu juta pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017. Hal itu dikarenakan terjadinya konflik besar oleh militer Myanmar.
Sebagian besar dari mereka kemudian melarikan diri ke Bangladesh. Dan sebagian kecil lainnya menyebrangi lautan menuju beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.
Baca Juga: Viral Demo Rohingya 2017, Dulu Dibela Kini Malah Minta Diusir
Beberapa ratus orang tewas dalam percobaan pelayaran dengan kapal yang penuh dan sesak serta tidak layak. Melansir VOA, Chris Lewa dari Arakan Project, sebuah kelompok yang memantau dengan cermat kapal tersebut menyebut akan lebih banyak lagi orang dalam perjalanan.
Hal demikian juga disampaikan Usman Hamid, direktur Amnesty International untuk Indonesia.
“Saya memperkirakan akan ada lebih banyak lagi yang akan datang,” kata dia.
Baca Juga: Apakah Benar UNHCR Minta Pulau Galang untuk Rohingya?
Kelompok bantuan dan advokasi menyebutkan bahwa banyaknya orang Rohingya yang kabur dari Kamp Bangladesh dikarenakan semakin memburuknya situasi kamp.
Terlebih para pengungsi di Kamp Bangladesh mengeluhkan meningkatnya kekerasan oleh geng dan kurangnya lapangan pekerjaan dan sekolah untuk mereka.
Etnis Rohingya di kamp Bangladesh juga mengeluhkan jatah uang makan untuk mereka. Dimana menurut Program Pangan Dunia PBB, bantuan pangan bagi pengungsi Rohingya kembali menurun menjadi USD 8 atau sekitar Rp124 ribu per orangnya.
Baca Juga: Dianggap Berkhianat! Sejarah Singkat Etnis Rohingya Dibenci dan Diusir di Myanmar