ASPIRASIKU - Pejabat tinggi negara berkumpul dalam rapat yang membahas isu pengungsi Rohingya di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada hari Rabu.
Rapat tersebut melibatkan para menteri dan pejabat terkait untuk menyoroti masalah ini. Menurut agenda resmi yang diakses oleh awak media, rapat dimulai pukul 13.00 WIB.
Namun, dari pantauan langsung di lokasi, beberapa pejabat baru terlihat tiba mulai dari pukul 13.00 WIB.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya Diusir di Aceh, Netizen Kompak Serang Sosial Media UNCHR Indonesia
Di antara mereka, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terpantau hadir pukul 13.24 WIB, sementara Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Laksamana Madya TNI Irvansyah, datang sekitar 20 menit sebelum Retno.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, sendiri terlihat tiba dengan pengawalan ketat pada pukul 13.37 WIB.
Ia memasuki gedung Kemenkopolhukam tanpa memberikan pernyataan kepada awak media. Rapat tersebut dilaksanakan tertutup, tidak bisa diikuti langsung oleh awak media.
Baca Juga: Terungkap Kenapa Rohingya Ditolak di Aceh, Ternyata Karena Hal Mengejutkan Ini
Sebelumnya, Mahfud MD telah mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mencari solusi terhadap masalah pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia melalui Provinsi Aceh.
"Jumlahnya sekarang sudah 1.478 orang (pengungsi Rohingya). Dan orang-orang lokal, orang Aceh, Sumatera Utara, dan Riau itu sudah keberatan ditambah terus, (karena) 'Kami juga miskin, kenapa ini terus ditampung tapi gratis terus'. Nah, kami sedang mencari jalan keluar tentang ini," kata Mahfud saat dijumpai wartawan di Jakarta, Selasa (5/12) malam.
Mahfud juga menegaskan bahwa Indonesia tidak menandatangani Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Pengungsi sehingga tidak terikat dengan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Bantuan yang diberikan kepada pengungsi Rohingya didasarkan pada prinsip kemanusiaan. Dia juga menyatakan bahwa negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Australia, sudah tidak menerima pengungsi Rohingya.
"Mereka larinya ke Indonesia. Maksudnya mau transit, tapi lama-lama jadi tempat tujuan pengungsian, bukan transit. Karena biasanya mau transit untuk ke Australia. Tapi dia (pengungsi Rohingya) berhenti di Indonesia dan tidak mau keluar lagi," ujar Mahfud.