ASPIRASIKU – “Aku adalah yahudi Amerika dan aku tidak dapat menerima apa yang sedang terjadi di Gaza sekarang.” Ujar seorang warga Amerika mengenai perang Israel-Palestina.
Perang Israel-Palestina diketahui telah memasuki hari ke-34 dan telah menelan lebih dari 10.000 jiwa termasuk 40%-nya adalah anak-anak.
Hingga kini belum ada langkah konkret yang terlihat diambil oleh PBB untuk menyelesaikan perang Israel-Palestina ini.
Baca Juga: Contoh Soal Cerdas Cermat Hari Pahlawan 2023 dan Kunci Jawabannya
Demonstrasi itu telah dilakukan sejak awal peperangan pecah 3 minggu lalu. “Lebih dari 2 juta orang terjebak di kamp-kamp konsentrasi, Israel perlu membebaskan mereka.” Kata seorang peserta demo lainnya.
Demonstrasi pro-Palestina yang dilakukan oleh ratusan yahudi Amerika itu digelar di depan Gedung Putih dan mendesak Joe Biden untuk melakukan gencatan senjata.
“Kita secara global tidak merasa baik–baik saja atas pembersihan etnis orang-orang Palestina.” Tambah yang lain.
Baca Juga: Inilah Arti Warna Hitam Dalam Psikologi, Bukan Hanya Kegelapan Tetapi Juga Memiliki Wibawa
Seorang peserta paruh baya memberi kesaksian bahwa “Amerika Serikat terlibat dalam genosida ini, aku sangat malu atas pemerintahan (negara)-ku.”
Dia menambahkan bahwa pemerintah telah membiarkan senjata mereka digunakan untuk membunuh ribuan orang-orang yang tidak bersalah.
“Not in our name” atau “Bukan atas nama kami” dan “ceasefire” atau “gencatan senjata” menjadi tagline mereka.
Baca Juga: Niat Hati Ingin Terkenal, Sosok Pria yang Mencaci Maki Pendukung Palestina Diamankan Polisi
Mereka menggelar demonstrasi itu dengan tujuan menuntut Presiden Joe Biden untuk menghentikan kekerasan di Gaza dan menyegerakan gencatan senjata.
“Kami disini juga untuk mengatakan bahwa kesedihan kami bukanlah alasan untuk membiarkan genosida (terjadi).” Ucap seorang Rabbi yang ikut dalam protes tersebut.
Sementara itu Aspirasiku mengutip wawancara Democracy Now dengan seorang jurnalis Israel, Amira Hass mengenai tragedi kemanusiaan ini.