ASPIRASIKU – Beberapa minggu terakhir ini konten pro-Palestina di media sosial terkena sensor. Hal itu tak ayal membuat geram netizen global yang menuding platform telah melakukan shadow banning.
Shadow banning, sebuah istilah yang kini ramai dibicarakan merujuk pada tindakan platform media sosial yang diduga mengurangi jangkauan konten yang mengandung unsur tertentu, dalam kasus ini adalah konten pro-Palestina.
Dilansir Aspirasiku.id dari Al Jazeera, seorang pembuat film dan aktivis bernama Thomas Maddens yang berbasis di Belgia mendapati keanehan itu ketika tiba-tiba engagement pada videonya yang pro-Palestina di media sosial telah menurun.
Baca Juga: Ini 7 Manfaat Kunyit Untuk Kecantikan, Bisa Membuat Wajah Halus dan Glowing Dengan Modal Minim
Sebuah video yang dia posting ke TikTok tentang Palestina dengan kata “genosida” dan mendapatkan lonjakan views yang bagus, tiba-tiba saja berhenti mendapatkan engagement di platform tersebut.
Maddens yang memberikan wawancara kepada Al Jazeera mengaku, “Saya pikir saya akan mendapatkan jutaan penayangan, tetapi engagement itu terhenti.”
Diketahui bahwa Maddens hanyalah satu dari ratusan netizen yang menuding platform media sosial terbesar di dunia, seperti Facebook, Instagram, X, YouTube, dan TikTok, telah menyensor akun mereka.
Baca Juga: ASN Wajib Tahu! Proses Pencairan Sertifikasi Guru Triwulan 3, Lakukan Cara Ini Agar dapat Tunjangan
Tindakan tersebut dialami para akun penulis, aktivis, jurnalis, pembuat film, dan pengguna media sosial di seluruh dunia yang mem-posting tagar seperti “FreePalestine” dan “IStandWithPalestine”.
Selain itu, platform juga telah menyembunyikan postingan mereka yang menyatakan empati dan dukungan terhadap warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel.
Hal itulah yang membuat netizen geram, mereka menuduh Instagram secara sewenang-wenang menghapus postingan yang menyebutkan Palestina dengan alasan melanggar “pedoman komunitas”.
Para pengguna akun lainnya juga mengaku bahwa Instagram Stories yang mereka unggah telah disembunyikan. Tidak lain karena mereka berbagi informasi tentang aksi pro-Palestina di Los Angeles dan San Francisco Bay Area.
Bahkan terdapat kata “teroris” yang muncul di dekat biografi Instagram beberapa pengguna, sehingga membuat mereka terganggu dan mengeluh soal itu.