Meskipun ilmu weton bukanlah ilmu pasti, namun masih dipercaya kuat oleh banyak kalangan, terutama masyarakat Jawa tradisional.
Di masa modern pun, masih banyak orang tua yang mempertimbangkan kecocokan weton saat menerima lamaran untuk anaknya atau merancang pernikahan keluarga.
Dalam konteks spiritualitas, weton juga berfungsi sebagai pengingat siklus hidup.
Setiap 35 hari sekali, seseorang akan mengalami hari wetonan-nya, yang menurut kepercayaan Jawa merupakan momen di mana energi spiritual seseorang sedang kuat atau justru rawan.
Baca Juga: Mau Tahu Kecocokan Jodoh Berdasarkan Weton? Ini 3 Alat Penghitung Online yang Akurat!
Oleh sebab itu, tradisi selamatan atau tirakatan sering dilakukan pada hari wetonan untuk memohon keselamatan dan perlindungan.
Namun, penting juga untuk menempatkan weton secara bijak. Ia sebaiknya menjadi panduan reflektif, bukan alat mutlak penentu keputusan hidup.
Nilai-nilai modern seperti komunikasi, toleransi, dan kasih sayang tetap menjadi faktor utama dalam menjalani relasi dan kehidupan sosial.
Bagi generasi muda, mengenal weton tidak hanya membuka wawasan terhadap budaya leluhur, tetapi juga menumbuhkan rasa hormat terhadap kearifan lokal.
Dengan memahami cara menghitung weton Jawa, kita turut melestarikan warisan budaya yang penuh filosofi dan nuansa spiritual.
Baca Juga: Weton Lahir Bukan Sekadar Tanggal! Ini Makna Tersembunyinya Menurut Primbon Jawa
Disclaimer:
Artikel ini disusun berdasarkan tradisi budaya dan kepercayaan masyarakat Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Informasi mengenai cara menghitung weton, neptu, dan maknanya bersifat kepercayaan kultural dan tidak dimaksudkan sebagai rujukan ilmiah atau kepastian mutlak.
Pembaca diharapkan bijak dalam menyikapi dan menggunakan informasi ini, serta tetap mempertimbangkan logika, komunikasi, dan nilai-nilai modern dalam mengambil keputusan hidup.***