ASPIRASIKU - Dalam budaya Jawa, urusan jodoh tak hanya soal cinta dan perasaan. Ada satu hal yang dianggap sangat penting oleh orang tua zaman dulu sebelum dua insan bersatu dalam ikatan pernikahan, yaitu weton.
Tradisi menghitung kecocokan pasangan berdasarkan weton lahir telah berlangsung selama berabad-abad, dan masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa hingga kini.
Weton adalah gabungan antara hari kelahiran (Senin–Minggu) dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Setiap kombinasi hari dan pasaran memiliki nilai tertentu yang disebut neptu.
Baca Juga: Weton Lahir Bukan Sekadar Tanggal! Ini Makna Tersembunyinya Menurut Primbon Jawa
Nilai neptu inilah yang kemudian dijumlahkan dari masing-masing pasangan untuk melihat apakah mereka cocok secara spiritual dan energik menurut primbon Jawa.
Misalnya, seseorang lahir pada Jumat Kliwon, yang berarti neptunya adalah 6 (Jumat) + 8 (Kliwon) = 14.
Jika calon pasangannya lahir pada Selasa Pon (3 + 7), maka neptunya adalah 10. Maka total neptu pasangan tersebut adalah 14 + 10 = 24.
Dari jumlah inilah kemudian ditentukan apakah pasangan tersebut membawa berkah atau justru perlu diwaspadai.
Baca Juga: Kamis 10 April 2025 Weton Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Dalam kitab primbon, jumlah neptu pasangan dibagi menjadi beberapa kategori. Tiap jumlah memiliki tafsir atau arti tersendiri yang diyakini memengaruhi perjalanan rumah tangga mereka kelak.
Berikut beberapa contoh tafsir umum berdasarkan hasil penjumlahan neptu pasangan:
PEGAT (Jumlah neptu 1, 9, 17, 25, 33): Pasangan ini dianggap berisiko tinggi bercerai. Mereka sering mengalami konflik, terutama soal keuangan atau pihak ketiga.