KPR Pasti BTN: Pekerja Informal Miliki Rumah Idaman Meski Berpenghasilan Rendah

photo author
- Selasa, 7 Februari 2023 | 21:14 WIB
Tidak Harus Tua, Milenials Juga Bisa Miliki Rumah Impian. (Btn.go.id)
Tidak Harus Tua, Milenials Juga Bisa Miliki Rumah Impian. (Btn.go.id)

 

ASPIRASIKU – Bank Tabungan Negara (BTN) menyebut sebanyak 12,71 Juta backlog perumahan di Indonesia dengan 47% didominasi oleh kanwil kawula muda, atau sekitar 700 - 800 Ribu tambahan keluarga baru per tahun.

Hal demikian disampaikan Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Haru Koesmahargyo. Ia menyebut 38,3% keluarga menghuni rumah yang tidak layak menjadi tantangan untuk para stakeholder property di Indonesia.

Konsistensi pertumbuhan sektor perumahan sepanjang pandemi merupakan indikasi bahwa sektor perumahan masih banyak berpotensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.

Dengan terus bertambahnya keluarga baru dan dukungan kemudahan memiliki rumah lain, pasar perumahan akan terus berkembang.

Baca Juga: Tidak Hanya Bali, Iniliah Rekomendasi Wisata Baru di Bandung Punya Pemandian Air Panas

Sebanyak 5,8 juta milenial di Indonesia belum memiliki rumah dan 90% diantaranya berpenghasilan lebih dari Rp. 10 juta per bulan, padahal dengan penghasilan tersebut cukup untuk membeli rumah seharga Rp. 200 - 400 Juta dengan kredit selama sampai 30 tahun lamanya. Oleh karena itu, Direktur Utama Bank BTN menyarankan para milenials yang sudah memiliki niat membeli rumah sebaiknya disegerakan.

“Harga rumah akan meningkat pesat terutama rumah non subsidi karena terdorong oleh tingginya harga lahan dan inflasi bahan bangunan, kalau punya rencana mau punya rumah ya disegerakan jangan nanti-nanti,” paparnya, dalam Webinar Economic & Property Outlook 2023.

International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan global turun dari sekitar 3,4% pada tahun 2022 menjadi 2,9% pada tahun 2023, kemudian meningkat menjadi 3,1% pada tahun 2024.

Baca Juga: Ikatan Cinta 8 Februari 2023 Full Episode: SUDAH Terungkap Hubungan Nia, Keyla, Aldebaran dan Pria Ini

Perkiraan untuk tahun 2023 adalah 0,2 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan pada World Economic Outlook (WEO) Oktober 2022 tetapi di bawah rata-rata historis (2000-19) sebesar 3,8 persen.

Penurunan ekonomi China dan kenaikan suku bunga bank sentral untuk melawan inflasi dan perang Rusia di Ukraina yang terus membebani aktivitas ekonomi.

“Indonesia merupakan negara yang diproyeksikan IMF akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0% (yoy) pada 2023. Pertumbuhan ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi global dan terbesar kedua dunia setelah India,” Haru Koesmahargyo menjelaskan.

Baca Juga: Siapkan Musuh Terhebat di Preman Pensiun 8, Bang Edi Tak Sabar Kuasai Pasar dan Terminal

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X