ASPIRASIKU - Ada kisah menarik dari salah satu binaan Bank BRI, yakni, tentang Pasar Bratang di Kota Surabaya dulu dan kini.
Dulu, Pasar Bratang merupakan tempat yang sepi pembeli. Bahkan, orang-orang yang melintas di sekitar area pasar langsung menutup hidung karena aroma tak sedap dari tumpukan sampah yang berada di sana.
Para pedagang bunga yang menjual tanaman hias terpaksa berjualan di lahan yang semula merupakan tempat pembuangan sampah sementara.
Baca Juga: Kata Sambutan Pelepasan Jenazah oleh Kepala Desa, Ini Contoh Teks yang Bisa Digunakan
Agus Subali, Ketua Klaster Bunga Bratang, menceritakan bahwa awalnya, tempat tersebut memang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk membuang sampah.
"Kemudian, ada beberapa sesepuh kami yang membuka lahan sebagai lapak untuk menjual tanaman. Lama kelamaan, terbentuklah komunitas penjual bunga," ujar Agus.
Dengan kepentingan yang sama, yaitu ingin memiliki tempat berjualan yang nyaman sekaligus memperbaiki perekonomian, Klaster Bunga Bratang pun mulai terbentuk.
Baca Juga: Kata Sambutan Pembukaan Acara Resmi MPLS 2024-2025, Singkat dari Kepala Sekolah
Para anggota klaster ini berinisiatif agar lokasi mereka berjualan bisa semakin dikenal masyarakat luas dan ramai pembeli.
Sekitar empat tahun lalu, BRI melihat potensi yang dimiliki oleh Klaster Bunga Bratang dan memberikan bantuan.
Hasilnya, kini lapak milik 70 pedagang di klaster tersebut telah berubah signifikan.
Baca Juga: BUKAN JERUK, Jawaban Teka-teki Buah Kanibal MPLS yang Benar Ini...
"Kami sudah 35 tahun menjadi pedagang bunga di sini. Dulu belum tertata rapi seperti sekarang. Kami sangat terbantu dengan adanya bantuan dari BRI," kata Agus.
Agus mengaku, sejak adanya pengembangan dan penataan, lokasi berjualan di Klaster Bunga Bratang jauh lebih baik dan nyaman.