BRI Catat Laba Bersih Rp13,80 Triliun di Triwulan I 2025, Segmen UMKM Jadi Penggerak Utama

photo author
- Rabu, 30 April 2025 | 12:52 WIB
BRI Catatkan Laba Rp13,8 triliun (dok BRI)
BRI Catatkan Laba Rp13,8 triliun (dok BRI)

ASPIRASIKU - Di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat tensi geopolitik dan perang tarif, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan kinerja impresif.

Laba bersih konsolidasian BRI pada Triwulan I 2025 mencapai Rp13,80 triliun, dengan pertumbuhan positif di seluruh segmen bisnis, terutama dari fokus kuat pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Capaian ini disampaikan dalam Press Conference Kinerja Keuangan Triwulan I 2025 oleh Direktur Utama BRI Hery Gunardi, didampingi jajaran direksi lainnya yakni Viviana Dyah Ayu (Direktur Finance & Strategy), Mucharom (Direktur Manajemen Risiko), Akhmad Purwakajaya (Direktur Micro), dan Aquarius Rudianto (Direktur Network & Retail Funding).

“Perekonomian global masih diwarnai ketidakpastian. Namun, Indonesia masih ditopang oleh konsumsi domestik, yang menjadi kekuatan utama pertumbuhan BRI,” ujar Hery Gunardi. Ia juga menambahkan bahwa perang tarif diproyeksikan tidak berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia karena fondasi domestik yang kuat.

Baca Juga: Eks Pemain Sirkus Cerita Luka Lama, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Turun Tangan dan Beri Bantuan Rp300 Juta

Selama Triwulan I 2025, total aset BRI mencapai Rp2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49% secara tahunan (YoY), didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh 4,97% YoY menjadi Rp1.373,66 triliun.

Segmen UMKM tetap mendominasi dengan porsi sebesar 81,97% atau setara Rp1.126,02 triliun.

Akhmad Purwakajaya menambahkan bahwa pertumbuhan kredit UMKM diiringi dengan peningkatan literasi keuangan melalui AgenBRILink yang kini mencapai 1,2 juta agen, tersebar di lebih dari 67 ribu desa.

Volume transaksi AgenBRILink selama Triwulan I mencapai Rp423 triliun.

Baca Juga: 7 Sikap Ikhlas Saat Mimpi-mimpi Belum Bisa Terwujud Sesuai Harapan

“Ini menunjukkan komitmen BRI dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan dan menurunkan angka kemiskinan,” jelas Akhmad.

Dalam hal manajemen risiko, Mucharom memaparkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) BRI membaik dari 3,11% menjadi 2,97%.

Loan at Risk (LAR) juga turun dari 12,68% menjadi 11,12%, menunjukkan kualitas kredit yang semakin terjaga.

Rasio pencadangan NPL pun mencapai 200,60%, memberikan jaminan ketahanan aset.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X