pendidikan

Kisah Yayun dan di Balik Jalan Berlumpur, Guru PPPK di Balangan yang Mengabdi untuk Lima Murid di Pedalaman

Minggu, 28 September 2025 | 10:00 WIB
Perjuangan Yayun, Guru Agama Buddha di Pedalaman Balangan (Kemenag.go.id)

ASPIRASIKU - Fajar baru saja menyingsing ketika jarum jam menunjuk pukul 05.00 WITA. Suara ayam berkokok bersahut-sahutan memecah keheningan Desa Oren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan.

Di rumah sederhana milik Yayun, kesibukan pagi mulai terasa.

Istrinya menyiapkan bekal, sementara Yayun memanaskan motor tua yang akan menemaninya menempuh perjalanan panjang menuju sekolah.

Bukan sekadar rutinitas, perjalanan Yayun menuju Sekolah Dasar Kecil (SDK) Hambata penuh tantangan.

Baca Juga: Hera Lubis Seret Ferry Irwandi ke Polisi, Dugaan Fitnah ‘Dalang Demo’ Meledak di Publik

Jalan tanah yang belum beraspal kerap berubah licin dan berlumpur ketika hujan.

Tidak ada SPBU di sepanjang jalur, sehingga bahan bakar harus selalu dipastikan cukup.

Jarak 15 kilometer ditempuhnya lebih dari satu jam, dengan semangat dan kesabaran sebagai bekal utama.

“Semua harus dipersiapkan, dari fisik sampai kendaraan. Kalau tidak, bisa terjebak di tengah jalan,” kata Yayun, Jumat (26/9/2025).

Baca Juga: Reformasi Polri: Komite Ad Hoc 6 Bulan Dibentuk Prabowo, Efektifkah?

Sejak Juli 2023, Yayun resmi diangkat sebagai Guru PPPK. Baginya, tugas ini bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati.

Ia mendidik lima siswa beragama Buddha di SDK Hambata—empat laki-laki dan satu perempuan—yang duduk di kelas lima dan enam.

Selain mengajarkan Pendidikan Agama Buddha, Yayun juga melatih kesenian dan lagu, berusaha menghadirkan suasana belajar yang hangat meski fasilitas terbatas.

Baca Juga: Mantan Bos Investree, Adrian Gunadi, Ditangkap di Qatar Setelah Buron Panjang

Halaman:

Tags

Terkini