ASPIRASIKU - Generasi Z (Gen Z), yang lahir setelah tahun 1999, kini mulai membentuk wajah baru dunia kerja.
Kehadiran mereka di pasar tenaga kerja global dibentuk oleh pengalaman melewati sejumlah peristiwa besar dunia, mulai dari serangan 9/11, krisis keuangan global 2008, hingga pandemi Covid-19.
Berdasarkan penelitian Chamber of Commerce Foundation di Amerika Serikat (AS), Gen Z kini mencakup sekitar seperempat tenaga kerja di banyak negara maju dan berkembang.
Baca Juga: Neta Diguncang Isu Bangkrut, Ini Jurus Baru Amankan Pasar Mobil Listrik di Indonesia
Angka tersebut diprediksi terus meningkat seiring generasi sebelumnya seperti baby boomer dan Gen X memasuki masa pensiun.
Karakter unik Gen Z mulai terasa di Asia, Eropa, hingga Afrika.
Maria Lopez, pakar sumber daya manusia asal Spanyol, menyebut generasi ini cepat belajar, berpikir kritis, dan memiliki kesadaran sosial tinggi.
“Mereka sangat cepat belajar, berpikir kritis, dan punya kesadaran sosial yang tinggi,” ujarnya, dikutip dari Forbes, Senin (11/8/2025).
Baca Juga: 4 Hotel di Puncak Disegel KLHK, Buang Limbah Cair ke Sungai Ciliwung
Meski demikian, Maria menilai Gen Z juga membawa tantangan.
Banyak dari mereka tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi, sehingga memunculkan kekhawatiran terhadap stabilitas pekerjaan jangka panjang.
Di Brasil, misalnya, survei lokal menunjukkan sebagian besar Gen Z ragu terhadap masa depan karier mereka, terutama setelah gelombang PHK selama pandemi.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental menjadi ciri pembeda Gen Z dari generasi sebelumnya.