ASPIRASIKU - Mudik bukan sekadar tradisi pulang kampung, melainkan sebuah perjalanan sejarah yang telah berlangsung sejak zaman kerajaan hingga kini.
Dari masa Majapahit hingga era modern, mudik terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman dan teknologi.
Dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan keselamatan, tradisi ini akan terus menjadi bagian dari budaya Indonesia setiap kali Idul Fitri tiba.
Mudik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.
Baca Juga: Mudik Gratis BUMN Jasa Marga 2025, Ini Link Pendaftaran, Syarat, dan Jadwal
Setiap tahun, jutaan perantau berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Namun, tahukah Anda bahwa tradisi mudik ini telah berlangsung sejak zaman Kerajaan Majapahit?
Asal Usul Mudik di Era Kerajaan
Menurut Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno, tradisi mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.
Pada masa itu, Majapahit memiliki wilayah kekuasaan yang luas hingga ke Sri Lanka dan Semenanjung Malaya.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Top Up E-Money Bank Mandiri untuk Perjalanan Mudik Lebaran 2025
Untuk mengontrol wilayahnya, sang raja menempatkan pejabat di berbagai daerah.
Pada waktu tertentu, para pejabat ini kembali ke ibu kota kerajaan untuk melapor dan sekaligus pulang ke kampung halaman mereka.
Di era Kerajaan Mataram Islam, mudik juga dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga kekuasaan.