Contoh Tulisan Esay untuk Mahasiswa dan Jurnalis Judul ‘Mengubah Limbah Jadi Berkah’ Cocok untuk Referensi Lomba

photo author
- Selasa, 5 Desember 2023 | 22:01 WIB
Ilustrasi : Contoh Tulisan Esay untuk Mahasiswa dan Jurnalis Berjudul ‘Mengubah Limbah Jadi Berkah: Energi Hijau dari Kandang Sapi’ (Pexels/Ivan Samkov)
Ilustrasi : Contoh Tulisan Esay untuk Mahasiswa dan Jurnalis Berjudul ‘Mengubah Limbah Jadi Berkah: Energi Hijau dari Kandang Sapi’ (Pexels/Ivan Samkov)

ASPIRASIKU – Berikut adalah contoh tulisan essay sebagai bahan referensi untuk para pelajar, mahasiswa dan juga jurnalis untuk mengikuti lomba dan kegiatan lainnya.

Tulisan essay adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Essay merupakan prosa berupa gagasan subjektif tentang suatu masalah berdasarkan sudut pandang pribadi.

Tulisan essay dibuat dengan menentukan topik atau tema terlebih dahulu. Tentunya yang menarik atau yang mudah dipahami pembaca.

Maka membuat tulisan essay harus mengikuti struktur penulisannya. Terdiri dari judul, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka.

Simak contoh tulisan essay berikut berjudul Mengubah Limbah Jadi Berkah: Energi Hijau dari Kandang Sapi’

Baca Juga: Contoh Tulisan Feature Jurnalistik Berjudul ‘Berebut Rumah Murah di Pelosok Kota'

Kekurangan pasokan energi di Indonesia masih terjadi. Pemerintah secara rutin melakukan impor untuk menutupi kebutuhan energi, terutama minyak dan gas (migas). Sumber daya energi yang ada di Indonesia belum mampu mencapai swasembada, sehingga butuh pasokan dari luar negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari hingga Agustus 2022, Indonesia telah mengimpor hasil minyak sebesar 16,53 juta ton seharga US$16,53 juta setara Rp248 triliun. Kemudian impor minyak mentah 9,77 juta ton seharga US$7,51 miliar setara Rp112 triliun. Sementara nilai impor LPG mencapai US$ 4,09 miliar atau sekitar Rp58,5 triliun.

Di sisi lain, pemerintah juga direpotkan dengan anggaran kompensasi dan subsidi energi yang sangat besar. Maka pada 3 September 2022, pemerintah Indonesia terpaksa menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar, Pertalite dan Pertamax.

Kenaikan harga BBM ini jadi pilihan terakhir lantaran subsidi energi yang semakin menguras APBN. Dari data Kementerian Keuangan RI, anggaran kompensasi dan subsidi energi tahun 2022 mencapai Rp502,4 triliun.

Setelah menaikkan harga BBM, pemerintah menargetkan anggaran subsidi energi turun menjadi Rp212 triliun di tahun 2023. Itu artinya setiap tahun negara harus mengeluarkan anggaran hingga ratusan triliun untuk memenuhi kebutuhan energi.

Sayangnya subsidi yang nilainya fantastis ini tidak tepat sasaran, karena lebih dari 70 persen justru jatuh di tangan masyarakat mampu. Belum lagi progam subsidi masih sulit menjangkau masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T).

Baca Juga: Long Text Buat Pacar yang Lagi Sakit, Doa yang Ditulis dan Diberikan dalam Bentuk Teks Surat atau Tulisan Chat

Harga migas yang terus melambung menjadi beban bagi masyarakat, terutama warga miskin. Sementara kondisi global yang tak menentu masih terus mempengaruhi ketersediaan dan harga migas dunia. Padahal untuk memenuhi kebutuhan energi, ada banyak sumber yang murah dan melimpah di sekitar kita, yaitu Energi Baru Terbarukan (EBT).

Untuk itu kita perlu melihat kembali potensi energi yang selama ini sudah tersedia tapi terabaikan. Salah satunya adalah biogas dari kotoran sapi. Di Provinsi Lampung potensi biogas sangat besar karena di tiap kabupaten/kota punya jumlah ternak sapi yang sangat besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Mitra Wibowo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X