ASPIRASIKU – Kegagalan Timnas Indonesia menembus Piala Dunia 2026 kembali memicu perdebatan panjang di kalangan pecinta sepak bola nasional.
Di tengah riuh kritik dan saling tuding di media sosial, legenda sepak bola Indonesia, Bambang Pamungkas atau Bepe, justru mengajak publik untuk menahan emosi dan melakukan refleksi mendalam.
Menurut Bepe, kegagalan kali ini bukan semata soal hasil di lapangan, tetapi mencerminkan sistem dan lingkungan sepak bola nasional yang belum matang.
Baca Juga: Pemerintah KajI Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Senilai Rp10 Triliun, Menyasar 23 Juta Peserta
“Kita harus tanya kepada diri sendiri, apakah sudah membangun environment yang layak untuk sebuah tim lolos ke Piala Dunia?” ujar Bepe kepada awak media di Plaza Timur Senayan, Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Introspeksi yang Hilang di Tengah Amarah Publik
Bepe menilai, kritik publik terhadap tim nasional sering kali berlebihan dan tidak berdasar pada data.
Ia menegaskan, masyarakat perlu menilai performa tim secara objektif, bukan hanya berdasarkan emosi sesaat.
Baca Juga: Mahfud MD Sindir KPK Soal Kasus Whoosh: Aneh, Kok Minta Saya yang Lapor?
“Rasanya kita belum terlalu siap dalam konteks membangun semuanya agar tim bisa stabil di level perebutan Piala Dunia,” ucap eks striker Persija Jakarta itu.
Ia juga mengingatkan bahwa dukungan sejati justru dibutuhkan ketika tim nasional berada di masa sulit.
“Ini waktu paling krusial untuk mendukung tim nasional, bukan saat mereka di atas saja, tapi justru ketika mereka jatuh,” tegasnya.
Sikap reflektif Bepe ini menjadi kontras dengan perilaku sebagian warganet yang sibuk menyalahkan pelatih dan pemain usai kekalahan telak dari Jepang dengan skor 6-0.