ASPIRASIKU - Hari ini 26 Agustus, tepatnya 138 tahun lalu, Gunung Krakatau meletus untuk pertama kalinya. Letusan ini menjadi sejarah hebat dunia.
Krakatau mengamuk selama dua hari, mulai dari 26-27 Agustus 1883. Dahsyatnya letusan krakatau pada saat itu berdampak langsung pada perbuhan iklim di seluruh penjuru dunia.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer.
Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu dikabarkan tampak hingga langit Norwegia hingga New York.
Berdasarkan kajian geologi, letusan Gunung Krakatau di masa lampau menyisahkan kepulauan vulkanik: Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata Kecil) yang berada di Selat Sunda, tepatnya di tengah Pulau Jawa dan Sumatra.
Satu lainnya hingga kini berstatus Gunung vulkanik aktif, yang dikenal sebagai Gunung Anak Krakatau (GAK).
Perkiraan Korban 36 Ribu Jiwa
Krakatau dikenal dunia karena letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1883. Awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.
Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut.
Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut. Gunung Krakatau yang meletus, getarannya terasa sampai Eropa.***