ASPIRASIKU – Malapetaka datang melanda dunia termasuk Indonesia karena Pandemi COVID-19 yang sudah genap berumur dua tahun.
Selama itu, banyak korban berjatuhan yang disebabkan oleh keganasan COVID-19, virus varian SARS COV 2 sehingga pergerakan ekonomi Indonesia ikut melemah.
Selama dua tahun itu pula, Indonesia masih mendatangkan vaksin COVID-19 dari luar negeri yakni China dan beberapa negara Eropa.
Baca Juga: Update Terbaru dari Kejadian Meninggalnya Tangmo Nida, Ini Penyebab Kematian dan Laporan Autopsinya
Karena Indonesia masih nol menghasilkan vaksin COVID-19 secara mandiri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tergerak untuk mengadakan riset dan pengembangan sendiri.
Upaya ini telah BRIN lakukan di ruang riset vaksin yang dinamakan ‘Merah Putih’ untuk COVID-19 yang terletak di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
BRIN mengembangkannya bersama sejumlah peneliti agar Indonesia menjadi tonggak sejarah dunia riset dan inovasi dalam penanganan pandemi COVID-19 yang sudah memasuki usia dua tahun.
Baca Juga: 10 Makanan Penyebab Jerawat dan Yang Harus Dikonsumsi Agar Kulit Menjadi Bersih
Laksana Tri Handoko selaku Kepala BRIN memberi kesempatan kepada periset Indonesia untuk bisa mengembangkan vaksin yang selama ini masih belum dilakukan.
“Pandemi ini memberi periset kita kesempatan untuk bisa masuk ke pengembangan vaksin yang selama ini belum pernah dilakukan,” tutur Laksana Tri Handoko, disadur dari antaranews.com.
Sebelum pandemi COVID-19, Indonesia diketahui belum pernah mengembangkan vaksin sendiri dari nol. Artinya, periset dalam negeri belum pernah menciptakan bibit vaksin yang dilakukan di Indonesia.
Baca Juga: Intip 4 Manfaat Bersepeda Bagi Kesehatan, Benarkah Bersepeda Dapat Dijadikan Sarana Relaksasi?
Sehingga ketika pandemi COVID-19 mendarat di tanah Nusantara, Pemerintah Pusat langsung mengalokasikan sumber daya guna mendukung pengembangan riset.
Tentu itu dilakukan agar Tanah Air mampu menciptakan vaksin mandiri yang dimulai dari nol.
BRIN dan Pemerintah Indonesia sama-sama berupaya demikian supaya kemandirian bangsa bisa terdorong terutama dalam memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 untuk 270 juta jiwa penduduk Nusantara.