ASPIRASIKU – Partai Demokrat (PD) menolak tawaran tarif Rp100 miliar yang diajukan oleh pihak Yusril Izha Mahendra tekait polemik Partai Demkrat yang terbagi menjadi dua kubu.
Penolakan tarif Rp100 miliar itu disampaikan oleh Herzaky Mahendra Putra selaku Kepala Bakomstra/Koordinator Jubir DPP Partai Demokrat melalui akun istagram @pdemokrat, Selasa 5 Oktober 2021.
Nilai Rp100 miliar tersebut nilai sudah di luar batas kepantasan dalam proses hukum yang sedang berjalan.
“Kami tentu saja menolak halus tawaran 100 M dari pihak Yusril karena melampaui batas kepantasan, seolah-olah hukum bisa diperjualbelikan. Bayangkan, kami yang berada di pihak yang benar saja dimintai tarif Rp100 miliar,” tulis Herzaky Mahendra.
Baca Juga: Partai Oposisi Diam, Fahri Hamzah: Kasihan Rakyat Kena Jerat, Mural Kena Coret
“Dengan ditolaknya tawaran Yusril itu, faktanya seminggu kemudian, tanpa Yusril, kubu AHY memang benar menang. Pengajuan KSP Moeldoko ditolak oleh Pemerintah,” imbuhnya.
Herzaky Mahendra Putra juga menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan membuka pintu negosiasi dengan kubu Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
“Tidak ada negosiasi dan komunikasi dengan pelaku Kongres Luar Biasa. Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di pihak yang benar. Sehingga, kami menolak adanya menghentikan polemik partai tersebut. Para kader meminta kami untuk terus jalan dan berjuang,” tambah dia.
Saat ini, hanya ada dua pilihan yang disamapaikan Partai Demokrat pimpinan AHY kepada Moeldoko.
Baca Juga: Gara-Gara Pencemaran Nama Baik, Moeldoko Akhirnya Polisikan Dua Peneliti ICW
"Pertama, menghentikan semua ambisinya untuk mengambilalih Partai Demokrat. Mengakui kesalahannya. Meminta maaf kepada seluruh kader Partai Demokrat. Kedua, melanjutkan ambisinya dan siap-siap kehilangan, bukan saja uangnya, tetapi juga nama baik dan kehormatannya," tegasnya.
Dalam postingan lain di akun @pdemokrat, Herzaky Mahendra Putra menyebut pihaknya tidak terkejut bahwa dalam mencapai ambisinya, KSP Moeldoko berkoalisi dengan Yusril.
Herzaky menyebut, kedua orang itu (Moeldoko dan Yusril) sama-sama ambisiusnya dan egomania.
“Mereka akan melakukan apa saja untuk mencapai ambisinya. Kami sudah mendapatkan informasi koalisi mereka berdua ini, sejak tiga bulan lalu,” tandasnya.
Ia pun kembali menegaskan, hanya ada satu kepengurusan Partai Demokrat, yang sah dan diakui Pemerintah. Tidak ada dualisme di partai tersebut.