Sulit Diakses Tanpa Bantuan Teknologi
Ladang ganja tersebut berada di area dengan kemiringan curam, tersembunyi di balik vegetasi yang rapat seperti kirinyu, genggeng, dan anakan akasia.
Baca Juga: Resmi Jadi Dirut PFN, KPK Ingatkan Ifan Seventeen Wajib Lapor LHKPN
Kondisi ini membuatnya sulit diakses tanpa bantuan teknologi drone.
Jarak antara ladang ganja dengan jalur wisata Gunung Bromo tercatat sekitar 11 kilometer, sedangkan jalur pendakian Gunung Semeru berjarak sekitar 13 kilometer.
Penemuan ladang ganja ini bermula dari penyelidikan Polri pada September 2024 yang berhasil menangkap tersangka pemilik ladang.
Setelah itu, TNBTS turut mendukung pengungkapan lokasi-lokasi ladang yang sulit dijangkau.
Baca Juga: KAI Services Buka Lowongan Kerja Angkutan Lebaran, CEK Kualifikasi dan Berkas yang Disiapkan
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan bahwa petugas yang turun ke lapangan terdiri dari Polisi Hutan, Manggala Agni, serta masyarakat mitra polisi hutan.
“Ladang ganja itu biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit ditemukan, sehingga kami menurunkan tim yang dilengkapi teknologi drone untuk memetakan lokasi secara akurat,” ujar Satyawan.
Penemuan ini menjadi peringatan penting bagi pihak berwenang untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas ilegal di kawasan konservasi, demi menjaga kelestarian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.***
