ASPIRASIKU - Topik LBGT jadi perbincangan hangat. Pasalnya kelompok LGBT di Afghanistan ketakutan saat Taliban berkuasa. Seperti diketahui LGBT sendiri masih belum bisa diterima di Indonesia, sebagian besar para netizen justru setuju dengan sikap taliban saat menanggapi kabar itu.
Topik LGBT hingga Sabtu, 21 Agustus 2021 dini hari masih trending. Dari 50 ribu lebih cuitan di linimasa, sebagian besar justru mencibir bahkan memberikan saran agar para LBGT dapat bertaubat. Tentu korelasi mengenai LBGT masih rancu di tanah air, pasalnya secara norma dan agama LBGT masih belum bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
"Wajar kaum LGBT di Afghanistan was-was thd kekuasaan Taliban. Lebih baik kaum LGBT taubat JempolanJempolan," tulis pemilik akun @Do12aemon.
"Tuhan aja marah dgn perilaku LGBT itu apalagi manusia, ga usah bawa bawa HAM udah melanggar pake bela diri atas nama HAM," tulis @BimoSiddharta.
Baca Juga: Menlu: 26 WNI Berhasil Dievakuasi dari Afghanistan
"Afghanistan Pateeen..Jempolan. Kelompok LGBT di Kabul, Afghanistan, mengaku takut hidup mereka akan terancam di bawah pemerintahan Taliban. Yudisial untuk hukuman mati yang sebetulnya sudah ada namun belum aktif diterapkan, membuat mereka makin cemas," @Tarida_Indah.
Meski demikian ada juga segelintir orang yang berempati menanggapi kabar tersebut.
"Pas ditanya apa pendapatmu tentang LGBT.. ‘Yaa gw ma bisa menerima kehadiran mereka, bukan berarti membenarkan tapi yaa itu jalan hidup dan pilihan mereka," ungkap pemilik akun @sukasukayana_
Baca Juga: Setelah Kuasai Afghanistan, Ini Rencana Besar Taliban
Saat ini, merasa nyawanya terancam LBGT pun bersembunyi di rumah dengan harapan bisa dievakuasi ke negara-negara barat. Sebelumnya Taliban mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat Afghanistan.
Namun saat terakhir kali mereka berkuasa, banyak laporan menyebut Taliban melempari para LGBT hingga tewas. Kaum LGBT khawatir, dengan kemenangan dan kekuasaan Taliban di Afghanistan, kebrutalan akan kembali mereka hadapi jika hukum syariah ketat diberlakukan dan perhatian internasional memudar.***