Kebakaran Besar, Lebanon Berjuang Mati-Matian Melawan Krisis Bahan Bakar dan Listrik

photo author
- Selasa, 12 Oktober 2021 | 23:15 WIB
Kondisi kota di Lebanon yang gelap gulita karena krisis energi BBM dan listrik.  (Tangkapan layar Youtube/The Straits Time)
Kondisi kota di Lebanon yang gelap gulita karena krisis energi BBM dan listrik. (Tangkapan layar Youtube/The Straits Time)

ASPIRASIKU- Kebakaran besar terjadi di tangki penyimpanan bahan bakar di fasilitas minyak Zahrani Lebanon Selatan pada Senin pagi 11 Oktober 2021. Dalam peristiwa ini, diperkirakan 250.000 liter bensin terbakar.

Sebanyak 25 mobil pemadam kebakaran diturunkan ke lokasi untuk memadamkan si jago merah.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dan mendinginkan tangki di sekitarnya untuk mencegah api menyebar. Dibutuhkan waktu lebih dari tiga jam untuk dipadamkan.

Menteri Energi Walid Fayyad mengatakan bahwa penyebab kebakaran masih belum diketahui pasti.

Baca Juga: Subsidi Tambah Daya Listrik PLN Selama Bulan Oktober, Cukup Bayar 200 Ribu Saja!

Walid Fayyad menambahkan bahwa kebakaran terjadi saat pekerja sedang memindahkan bahan bakar, namun tidak ada korban yang dilaporkan.

Insiden itu merupakan kemunduran lain bagi Lebanon yang kekurangan uang karena terus berjuang dengan krisis bahan bakar yang telah melumpuhkan kehidupan publik.

Dikutip Aspirasiku dari Aljazeera, Kepala Fasilitas El-Zein mengatakan bahwa tangki penyimpanan dipelihara dengan baik meskipun sumber daya menipis karena krisis keuangan negara.

“Jika kita tidak melakukan pemeliharaan preventif dan peraturan, kita akan berada dalam situasi yang berbeda sekarang,” ujarnya.

Tentara Lebanon sebelumnya telah membersihkan penduduk dari daerah itu dan juga mengalihkan lalu lintas.

Baca Juga: Inilah, Rincian Besaran Diskon Subsidi Listrik PLN untuk Pelanggan 450 VA dan 900 VA Hingga Desember 2021

Tangki di fasilitas minyak Zahrani menyimpan bensin dan solar yang telah dibeli pemerintah.

Harga bahan bakar telah naik hampir setiap minggu, karena pemerintah perlahan-lahan mengurangi subsidi yang mahal.

Listrik negara hampir tidak ada, karena sebagian besar rumah tangga dan bisnis bergantung terutama pada generator pribadi.

Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan bahwa untuk menyelesaikan krisis bahan bakar dan listrik menjadi prioritas utama pemerintahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tampan Fernando

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Trump Panggil Prabowo ke Podium di KTT Gaza

Selasa, 14 Oktober 2025 | 19:00 WIB
X