ASPIRASIKU – Sebanyak 11 nelayan Indonesia telah bertahan selama enam hari tanpa makanan dan air di sebuah karang terpencil di lepas pantai utara Australia Barat akibat topan ilsa.
Sembilan nelayan lainnya dikhawatirkan tewas setelah sebuah topan besar yang memecahkan rekor menerjang daerah lepas pantai tersebut.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) telah mengonfirmasi bahwa sekelompok nelayan berhasil diselamatkan.
Sekitar pukul 15.00 hari Senin dari Pulau Bedwell di Rowley Shoals, 313 kilometer sebelah barat Broome, setelah kapal mereka karam selama Topan Ilsa berlangsung.
AMSA mengerahkan pesawat penyelamat untuk melakukan investigasi dan menugaskan helikopter penyelamat untuk menerbangkan para nelayan ke Broome.
Setelah penerbangan pengintai Pasukan Perbatasan melihat adanya orang-orang yang berada dalam kesulitan.
“Para korban yang selamat mengatakan bahwa ada dua kapal penangkap ikan dengan masing-masing 10 kru, tetapi satu kapal telah tenggelam dalam kondisi ekstrem topan,” kata juru bicara AMSA.
Kapal yang tersisa berhasil menyelamatkan satu-satunya orang yang selamat sebelum terdampar di Pulau Bedwell.
Di mana mereka terdampar di pulau Bedwell selama enam hari sebelum diselamatkan.
Ada laporan bahwa satu-satunya orang yang selamat dari kapal yang tenggelam itu berenang selama 30 jam, menggunakan jerigen untuk tetap mengapung.
Mereka dihantam angin berkecepatan 235 kilometer per jam ketika Topan Ilsa melintas pada hari Kamis tanggal 13 April.
Warga negara Indonesia dibawa ke Broome pada malam hari dan pagi ini ke Rumah Sakit Broome.
Seorang juru bicara Pasukan Perbatasan Australia mengatakan bahwa mereka "semua dilaporkan dalam keadaan sehat.
Pihak berwenang sekarang sedang berusaha untuk memulangkan kelompok tersebut sesegera mungkin.***
