ASPIRASIKU – Dilansir Aspirasiku dari Al Jazeera mengenai situasi di Gaza sekarang dari sudut pandang seorang pakar PBB, Michael Lynk.
Lynk memberikan pendapatnya mengenai situasi Gaza sekarang dalam sebuah wawancara dengan media Qatar tersebut.
Al Jazeera memang diketahui selalu memberikan update mengenai perkembangan situasi di Palestina, termasuk apa yang terjadi di Gaza sekarang dan perkiraannya setelah perang usai.
Baca Juga: Pembuktian Netralitas Jokowi Jangan Sekedar Omong Kosong, Pengamat: Mesti Ada Aturan Tegas
Diskusi mengenai ini muncul setelah pernyataan kontroversial dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa militer Israel dapat mengendalikan keamanan di Gaza "untuk jangka waktu yang tidak terbatas" setelah konflik dengan Hamas berakhir.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah bergabung dengan sejumlah pejabat pemerintah AS yang mengingatkan Israel bahwa mereka tidak dapat "menduduki kembali Gaza" pasca-perang.
Ini tentu saja menciptakan ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan Israel terkait dengan status Gaza.
Baca Juga: Daftar Mobil Bekas dengan Harga Dibawah 100 Jutaan, Merk Tahun Ini Paling Murah
Sejak pernyataan kontroversial Netanyahu, pejabat Israel telah berupaya menjelaskan bahwa Israel tidak bermaksud mengambil kendali administratif atas Jalur Gaza.
Namun, pernyataan yang berbeda-beda datang dari pemimpin senior pemerintah, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan menimbulkan keraguan tentang niat sebenarnya.
Blinken, dalam pertemuan G7 di Jepang, menyatakan bahwa "satu-satunya cara untuk memastikan bahwa krisis ini tidak akan terjadi lagi adalah dengan mulai menetapkan kondisi untuk perdamaian dan keamanan yang tahan lama", termasuk "tidak ada pendudukan kembali di Gaza setelah konflik berakhir."
Pemerintah Israel telah berpendapat bahwa pendudukan mereka di Gaza berakhir pada tahun 2005 ketika mereka menarik pasukan militer dan pemukim dari wilayah tersebut.
Namun, posisi ini ditolak oleh kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem dan oleh para ahli hukum internasional yang menganggapnya "sama sekali tidak berdasar."
Dalam wawancara dengan Michael Lynk mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, dia menjelaskan bahwa perdebatan tentang apakah pendudukan Israel di Gaza pernah berakhir melibatkan ujian dalam hukum internasional.