ASPIRASIKU - Dalam kebudayaan Jawa, weton bukan sekadar hitungan hari lahir, melainkan sistem perhitungan yang dipercaya membawa pengaruh besar terhadap nasib, kepribadian, hingga kecocokan jodoh seseorang.
Weton Jawa berdasarkan tanggal lahir merupakan bagian dari tradisi warisan leluhur yang masih dipercaya dan dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Jawa hingga kini.
Meski zaman sudah modern, nilai-nilai spiritual dan filosofis dalam sistem weton tetap memikat dan relevan.
Weton adalah gabungan antara hari dalam kalender Masehi (Senin hingga Minggu) dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon).
Baca Juga: 11 Mei 2025 Weton Apa? Kenali Watak, Jodoh, dan Rejeki Menurut Penanggalan Jawa
Kombinasi ini menghasilkan 35 kemungkinan weton yang berbeda. Setiap kombinasi memiliki makna khusus, dan dari sinilah masyarakat Jawa membaca karakter, rezeki, dan jalan hidup seseorang.
Misalnya, seseorang yang lahir pada hari Rabu Pahing memiliki weton yang diyakini membawa sifat bijaksana dan tenang, namun juga perlu waspada terhadap godaan materi.
Sementara itu, kelahiran pada Jumat Kliwon sering dianggap memiliki spiritualitas tinggi dan daya pengaruh yang kuat terhadap lingkungan sekitarnya.
Inilah sebabnya weton kerap dijadikan rujukan untuk berbagai keputusan penting dalam hidup, mulai dari pernikahan, memulai usaha, hingga pindah rumah.
Baca Juga: Takdir Cinta Lewat Angka! Begini Cara Menghitung Weton Jodoh Menurut Primbon Jawa
Dalam perhitungannya, setiap hari dan pasaran memiliki nilai angka tertentu. Hari-hari dalam kalender Jawa diberi bobot: Minggu (5), Senin (4), Selasa (3), Rabu (7), Kamis (8), Jumat (6), Sabtu (9).
Sementara pasaran Jawa: Legi (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8). Jumlah dari kedua angka inilah yang disebut "neptu", dan dari neptu inilah berbagai tafsir bisa dikembangkan.
Sebagai contoh, seseorang yang lahir pada Kamis Pon memiliki nilai neptu 8 (Kamis) + 7 (Pon) = 15.