ASPIRASIKU – Mimpi besar anak-anak Indonesia untuk bersaing di panggung dunia kembali mengudara. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersama Liga Kompas resmi melepas Tim LKG BRI Indonesia menuju ajang sepak bola remaja bergengsi dunia, Gothia Cup 2025, yang akan berlangsung di Gothenburg, Swedia, pada 13–20 Juli 2025.
Acara pelepasan yang digelar di BRI Brilian Stadium, Jakarta pada Rabu (9/7) menjadi momentum penuh semangat dan harapan. Bukan sekadar seremoni, tapi bentuk nyata komitmen dua institusi besar—BRI dan Kompas—dalam mendorong lahirnya generasi emas sepak bola nasional.
Gothia Cup kerap dijuluki sebagai "Piala Dunia Remaja", karena setiap tahunnya diikuti oleh ratusan tim dari lebih dari 70 negara. Ajang ini telah menjadi tempat lahir bintang-bintang besar dunia saat mereka masih belia. Tahun ini, Tim LKG BRI Indonesia akan bertanding di kategori Boys U-15, membawa harapan dan semangat jutaan pecinta sepak bola Tanah Air.
Tim ini berisi 18 pemain pilihan hasil seleksi ketat dari Liga Kompas musim 2024–2025, didampingi oleh pelatih Tb Wahyudiansyah, asisten pelatih Edi, dan dua ofisial dari Kompas. Selama 2,5 bulan, mereka digembleng melalui pelatihan intensif—dari aspek teknik, fisik, taktik, hingga mental dan gizi. Pendampingan psikologis dari Ikatan Psikologi Olahraga serta pelatihan fisik bersama “Tim 11” turut memperkuat kesiapan mereka.
Untuk memastikan kesiapan tim, sejumlah uji tanding dilakukan melawan 12 tim dari kelompok usia lebih tinggi (U-16). Tim ini juga sempat menjalani pemusatan latihan di Bromelia Resort, Puncak, sebagai persiapan menghadapi iklim dingin Swedia.
Emilius Caesar Alexey, Direktur Liga Kompas, menyebut bahwa tim ini telah dipersiapkan secara modern—memanfaatkan teknologi digital untuk memetakan kelemahan individu dan taktik, serta melakukan perbaikan secara sistematis.
Baca Juga: JPP Promedia Jateng Audiensi dengan Gubernur Ahmad Luthfi, Perkuat Sinergi Media dan Pemprov
“Rotasi pemain menjadi kunci. Karena dalam Gothia Cup, jadwalnya padat—dua hingga tiga laga dalam sehari. Kami membentuk tim yang fleksibel, di mana satu pemain bisa mengisi lebih dari satu posisi. Ini hasil dari persiapan panjang dan sangat teknis,” kata Caesar.
Target mereka tahun ini tak main-main: menjadi juara. Setelah hanya finis di posisi ketiga pada 2018 dan runner-up di 2013, kini waktunya Indonesia berdiri di podium tertinggi.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyampaikan bahwa partisipasi BRI dalam program ini merupakan wujud nyata dedikasi perseroan dalam membangun fondasi sepak bola nasional dari akar rumput.
Baca Juga: Upacara HUT RI ke-80 Digelar di Jakarta, Bukan di IKN
“Kami percaya, anak-anak ini adalah aset bangsa. Dengan pembinaan yang tepat dan pengalaman internasional seperti Gothia Cup, mereka bisa tumbuh menjadi pemain tangguh yang akan mengharumkan nama Indonesia,” ungkap Hendy.
Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh pelatih, ofisial, dan orang tua yang telah mendampingi proses panjang ini. Hendy berharap para pemain bisa tampil maksimal dan pulang dengan kepala tegak serta prestasi membanggakan.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Kompas, Haryo Damardono, menegaskan bahwa Liga Kompas telah membuktikan eksistensinya sebagai sistem pembinaan usia dini yang konsisten. Sejak bergulir pertama kali tahun 2010, liga ini telah melahirkan puluhan pemain timnas dan ratusan pemain profesional di Liga 1 dan Liga 2.